Mahasiswa Amerika Ditahan di Korea Utara

Beberapa bendera Amerika berukuran kecil dipasang di sebuah pohon di depan rumah keluarga Otto Warmbier, di Wyoming, Ohio, Jumat (22/1). Warnbier, mahasiswa AS dikabarkan ditahan oleh pihak berwenang Korea Utara.

Korea Utara mengumumkan hari Jumat (22/1) mereka menahan Otto Warmbier, seorang mahasiswa S1 di Universitas Virginia, atas tindakan “bermusuhan” yang tidak dijelaskan, dan sedang melakukan penyelidikan.

Seorang mahasiswa Amerika ditahan di Korea Utara karena dituduh melakukan kegiatan “anti-negara” yang digambarkan oleh teman seperjalanannya sebagai seorang “wisatawan biasa.”

Korea Utara mengumumkan hari Jumat (22/1) mereka menahan Otto Warmbier, seorang mahasiswa S1 di Universitas Virginia, atas tindakan “bermusuhan” yang tidak dijelaskan, dan sedang melakukan penyelidikan.

Warmbier yang berusia 21 tahun itu memasuki Pyongyang dengan perusahaan Young Pioneers Tours yang berbasis di China yang secara teratur membawa orang-orang asing ke negara yang terkucil itu.

Charlotte Guttridge, seorang pemandu wisata yang bekerja pada Young Pioneers Tours, memberitahu kantor berita Reuters hari Sabtu bahwa Warmbier ditahan di bandara ketika ia hendak menaiki pesawat kembali ke China.

Warmbier tampaknya ditahan karena insiden sebelumnya di hotel Yanggakdo International di Pyongyang, kata Guttridge, yang tidak mau mengomentari tentang apa insiden itu.

“Sepanjang perjalanan, Otto bertingkah-laku sebagaimana layaknya seorang wisatawan, melakukan pemotretan, dan menikmati perjalanan. Kami tidak melihat adanya indikasi bahwa ada hal yang tidak wajar terjadi sampai tiba di bandara,” kata Guttridge kepada Reuters.

Dalam pernyataan yang dimuat kantor berita resmi Korea Utara, para pejabat Korea Utara menyebut secara tidak langsung bahwa Warmbier bertindak dengan dukungan atau untuk kepentingan pemerintah Amerika.

Korea Utara, yang tidak memberi bukti klaimnya, biasa menahan warga Amerika dan warga asing lain, atas tuduhan yang dibuat-buat.

Tahanan sering dinyatakan pengadilan bersalah dalam peradilan sumir dan kadang-kadang dijatuhi hukuman kerja-paksa. Tetapi mereka biasanya dibebaskan, kadang-kadang setelah kunjungan para pejabat Amerika.

Para analis mengatakan Korea Utara sering berusaha menggunakan para tahanan sebagai alat tawar-menawar dengan Barat. [gp]