Serikat mahasiswa dari dua universitas Hong Kong, Jumat (5/7) menyatakan mereka telah menolak undangan dari pemimpin kota itu, Carrie Lam, untuk melakukan pembicaraan mengenai kerusuhan belakangan ini terkait proposalnya untuk mengizinkan ekstradisi tersangka penjahat ke China daratan. Undangan itu menyusul janji Lam untuk berbuat lebih baik lagi dalam menyimak suara generasi muda.
Tokoh-tokoh mahasiswa mengemukakan dalam konferensi pers bahwa menurut mereka, Lam tidak bersikap tulus. Kantor Lam mengundang mereka untuk melakukan pertemuan tertutup, tetapi para mahasiswa menyatakan pertemuan apapun seharusnya bersifat terbuka dan mencakup perwakilan yang lebih luas lagi.
“Pertemuan tertutup tidak memiliki saksi untuk membuktikan apa yang dibahas, masyarakat tidak tahu dialog itu mengenai apa,” kata Jordan Pang dari Serikat Mahasiswa University of Hong Kong. “Masyarakat berhak untuk tahu.”
BACA JUGA: China Kecam Serangan Terhadap Parlemen Hong KongNg Yat Ming, wakil presiden Serikat Mahasiswa Hong Kong University of Science and Technology mengatakan, mereka akan dikecam sebagai pengkhianat jika berunding dengan Lam atas nama masyarakat. Menurutnya pertemuan tersebut untuk kepentingan publikasi belaka.
Generasi muda telah mengambil posisi memimpin dalam protes-protes menentang legislasi ekstradisi, yang dianggap banyak kalangan sebagai ancaman terhadap hak-hak yang telah dijamin bagi Hong Kong berdasarkan formula “satu negara, dua sistem” yang berlaku dalam pemerintahan di teritori China itu. [uh/lt]