Majelis Umum PBB dengan suara terbanyak dalam voting secara besar-besaran mengutuk embargo ekonomi Amerika terhadap Kuba, Selasa (29/10).
Untuk tahun ke-22 berturut-turut, Majelis Umum PBB dengan suara terbanyak dalam voting secara besar-besaran mengutuk embargo ekonomi Amerika terhadap Kuba.
Total 188 negara menyetujui resolusi yang tidak mengikat itu hari Selasa (29/10). Hanya Amerika dan Israel menolak, sementara tiga negara abstain.
Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez mengatakan Kuba “bukan merupakan ancaman terhadap keamanan nasional negara adidaya itu.” Ia mengatakan embargo itu telah merugikan ekonomi Kuba lebih dari satu triliun dollar.
Diplomat Amerika Ronald Godard membela embargo itu sebagai sebuah alat dalam serangkaian upaya untuk menghormati HAM. Ia mengatakan Kuba menggunakan Amerika sebagai kambing hitam bagi berbagai kesulitannya.
Amerika memberlakukan embargo atas Kuba tahun 1960, segera setelah Fidel Castro berkuasa dan menyita aset-aset Amerika di negara pulau itu.
Total 188 negara menyetujui resolusi yang tidak mengikat itu hari Selasa (29/10). Hanya Amerika dan Israel menolak, sementara tiga negara abstain.
Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez mengatakan Kuba “bukan merupakan ancaman terhadap keamanan nasional negara adidaya itu.” Ia mengatakan embargo itu telah merugikan ekonomi Kuba lebih dari satu triliun dollar.
Diplomat Amerika Ronald Godard membela embargo itu sebagai sebuah alat dalam serangkaian upaya untuk menghormati HAM. Ia mengatakan Kuba menggunakan Amerika sebagai kambing hitam bagi berbagai kesulitannya.
Amerika memberlakukan embargo atas Kuba tahun 1960, segera setelah Fidel Castro berkuasa dan menyita aset-aset Amerika di negara pulau itu.