Makin Banyak Orang Mengungsi Setelah Erupsi Semeru

Warga mengevakuasi ternak dari desanya menyusul erupsi Gunung Semeru di desa Kajar Kuning, Lumajang, Jawa Timur, Senin, 5 Desember 2022. (AP/Imanuel Yoga)

Tim penyelamat mengevakuasi lebih banyak orang pada Senin (5/12) dari desa-desa terdekat setelah Gunung Semeru meletus. Para pejabat memperingatkan bahaya dari lava yang mendingin meskipun aktivitas gunung berapi telah berkurang.

Lebih dari 2.400 penduduk desa telah meninggalkan rumah mereka dan mengungsi di 11 pusat evakuasi setelah gunung tertinggi di pulau Jawa itu meletus Minggu pagi (4/12).

"Militer, polisi, petugas bencana dan pejabat desa setempat terus mengevakuasi warga di Curah Kobokan di mana awan abu panas dan lahar dingin mungkin akan mengalir," kata Abdul Muhari, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada televisi lokal.

"Sejauh ini jumlah total pengungsi adalah 2.489 orang."

Warga desa berdiri di area yang tertutup abu vulkanik saat Gunung Semeru meletus terlihat dari kawasan Sumberwuluh, Lumajang, provinsi Jawa Timur, 5 Desember 2022. (Antara Foto/Umarul Faruq/via REUTERS)

Para pejabat telah mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu ke depan. Mereka juga membagikan masker gratis untuk melindungi dari abu, dan menyiapkan dapur umum untuk para pengungsi.

Pada Senin pagi (5/12), puluhan pengungsi di Kabupaten Lumajang di mana Semeru berada, mendatangi rumah-rumah mereka yang tertutup abu untuk mengambil barang-barang penting, sebelum kembali ke tempat penampungan, menurut seorang wartawan AFP.

Sebagian dari mereka menggembala ternak, sementara yang lain membawa peralatan seperti TV dan kulkas, sementara gunung berapi itu masih terus memuntahkan abu.

Muhari mengatakan pengamatan visual pada Senin pagi (5/12) mengindikasikan aktivitas vulkanik yang tidak terlalu intens, tetapi ia memperingatkan potensi bahaya dari aliran lahar yang telah mendingin setelah hujan lebat.

Jembatan Gladak Perak terlihat setelah letusan gunung berapi Gunung Semeru, di Lumajang, Provinsi Jawa Timur, 4 Desember 2022. (Antara Foto/Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)/ via REUTERS)

"Yang kami khawatirkan adalah kegiatan ekonomi seperti penambangan pasir. Kami ingin memastikan rute yang mungkin dilalui awan abu panas dan lahar dingin benar-benar bebas dari aktivitas masyarakat," katanya.

Status siaga pemerintah mengindikasikan tingkat bahaya dari gunung berapi itu dinaikkan ke level tertinggi pada hari Minggu (4/12). Sebelumnya, status itu berada pada level kedua tertinggi sejak letusan besar Desember lalu.

Letusan tahun lalu menewaskan 51 orang dan merusak lebih dari 5.000 rumah serta memaksa hampir 10.000 orang mengungsi.

Banyak korban dari bencana itu adalah penambang pasir yang bekerja di lereng gunung berapi. [vm/jm]