Tahun ini, 184 perempuan dari partai Republik dan Demokrat mencalonkan diri dalam pemilihan anggota Kongres AS, atau naik dari 152 perempuan pada tahun 2010.
Menurut peneliti, kedua partai politik besar di Amerika punya lebih banyak perempuan kandidat yang mencalonkan diri untuk menjadi anggota Kongres dalam siklus Pemilu kali ini dibandingkan sebelumnya.
Center for American Women in Politics pada Rutgers University menyebutkan 184 perempuan dari partai Republik dan Demokrat mencalonkan diri dalam pemilihan anggota Kongres tahun ini, naik dari 152 pada tahun 2010.
18 Perempuan (12 Demokrat, 6 Republik) sedang mengincar kursi Senat, sementara 166 perempuan (118 Demokrat, 48 Republik) masuk dalam surat suara untuk menjadi anggota DPR Amerika.
Jennifer Lawless, direktur Women & Politics Institute pada American University, mengatakan peningkatan jumlah perempuan itu belum termasuk terobosan. Bahkan dengan angka yang memecah rekor, jumlah perempuan hanya sekitar 20 persen dari total calon anggota kongres dari kedua partai besar itu. Dan hasil Pemilu lalu menunjukkan pemilih lebih cenderung memilih anggota yang ada, sehingga sulit memotong siklus yang tidak memiliki keterwakilan perempuan yang setara.
Para analis setuju peningkatan jumlah perempuan adalah mungkin. Menurut Lawless, kesenjangan gender di Kongres tidak ada kaitan dengan pemilih karena perempuan punya kesempatan sama dengan laki-laki untuk menang dalam Pemilu. Ini terbukti benar dalam pemilihan pendahuluan tahun ini, di mana lebih dari separuh perempuan maju menjadi calon partai mereka untuk duduk di Kongres.
Perempuan juga berpotensi meraih kesempatan lebih dalam politik tahun ini karena ini merupakan Pemilu pertama setelah penentuan ulang distrik-distrik kongres. Penentuan ulang ini memungkinkan adanya lebih banyak kursi, yang pada gilirannya memberi kesempatan terbaik bagi calon-calon baru, laki-laki maupun perempuan.
Center for American Women in Politics pada Rutgers University menyebutkan 184 perempuan dari partai Republik dan Demokrat mencalonkan diri dalam pemilihan anggota Kongres tahun ini, naik dari 152 pada tahun 2010.
18 Perempuan (12 Demokrat, 6 Republik) sedang mengincar kursi Senat, sementara 166 perempuan (118 Demokrat, 48 Republik) masuk dalam surat suara untuk menjadi anggota DPR Amerika.
Jennifer Lawless, direktur Women & Politics Institute pada American University, mengatakan peningkatan jumlah perempuan itu belum termasuk terobosan. Bahkan dengan angka yang memecah rekor, jumlah perempuan hanya sekitar 20 persen dari total calon anggota kongres dari kedua partai besar itu. Dan hasil Pemilu lalu menunjukkan pemilih lebih cenderung memilih anggota yang ada, sehingga sulit memotong siklus yang tidak memiliki keterwakilan perempuan yang setara.
Para analis setuju peningkatan jumlah perempuan adalah mungkin. Menurut Lawless, kesenjangan gender di Kongres tidak ada kaitan dengan pemilih karena perempuan punya kesempatan sama dengan laki-laki untuk menang dalam Pemilu. Ini terbukti benar dalam pemilihan pendahuluan tahun ini, di mana lebih dari separuh perempuan maju menjadi calon partai mereka untuk duduk di Kongres.
Perempuan juga berpotensi meraih kesempatan lebih dalam politik tahun ini karena ini merupakan Pemilu pertama setelah penentuan ulang distrik-distrik kongres. Penentuan ulang ini memungkinkan adanya lebih banyak kursi, yang pada gilirannya memberi kesempatan terbaik bagi calon-calon baru, laki-laki maupun perempuan.