Malaysia dan Kamboja, Senin (27/3), menandatangani dua perjanjian tentang mempekerjakan pekerja migran Kamboja, ketika Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim melakukan kunjungan pertamanya ke Phnom Penh sejak menjadi pemimpin negaranya pada November.
Anwar didampingi oleh menteri luar negeri, menteri urusan agama dan menteri sumber daya manusia, kata Kementerian Luar Negeri Malaysia menjelang perjalanan satu harinya.
Ia mengadakan pembicaraan pada Senin pagi dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, dan selanjutnya bertemu dengan Raja Norodom Sihamoni dan beberapa anggota parlemen terkemuka.
Kedua pemerintah menandatangani perjanjian tentang perekrutan, pekerjaan, dan pemulangan pekerja Kamboja di Malaysia. Malaysia, salah satu negara kaya di Asia Tenggara, mempekerjakan pekerja berupah rendah dari Kamboja, salah satu negara miskin di kawasan itu.
BACA JUGA: Rezim Myanmar Kecam Seruan Malaysia agar ASEAN Bekerja Sama dengan NUGPerjalanan Anwar berlangsung pada bulan suci Ramadan. Ia juga dijadwalkan bertemu dengan anggota komunitas kecil Muslim Kamboja, yang hampir semuanya berasal dari etnis minoritas Cham. Islam adalah agama resmi Malaysia, sedangkan penduduk Kamboja sebagian besar beragama Buddha.
Pada konferensi pers setelah bertemu dengan Anwar, Hun Sen memuji hubungan kedua negara dan mengatakan mereka setuju untuk mempromosikan kerja sama dalam perdagangan, pertanian, pariwisata, energi, pendidikan, dan industri. Ia mendesak Malaysia untuk membeli lebih banyak beras dari Kamboja.
Kamboja adalah mitra dagang terbesar ke-58 Malaysia dan terbesar kedelapan di antara 10 anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), menurut Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Perdagangan antara Malaysia dan Kamboja mencapai $683,6 juta pada tahun 2022, meningkat 20,8% dari tahun sebelumnya, katanya. [ab/uh]