Seorang mantan insinyur perusahaan Google, Selasa (27/8), didakwa karena mencuri rahasia yang dijaga ketat dan kemudian menjualnya pada Uber ketika layanan taksi bersama itu berupaya mengejar ketinggalan dalam persaingan berisiko tinggi untuk membuat kendaraan robot.
Dakwaan yang diajukan oleh kantor Kejaksaan AS di San Jose, California, merupakan perkembangan dari gugatan yang diajukan pada 2017 oleh Waymo, perusahaan pelopor mobil swakemudi anak perusahaan Google.
Uber setuju untuk membayar Waymo AS$245 juta atau Rp 3,56 triliun untuk menyelesaikan kasus ini, tetapi hakim federal yang menangani gugatan itu membuat rekomendasi yang tidak biasa dengan membuka penyelidikan pidana.
Uber menganggap penting untuk memiliki teknologi swakemudi agar bisa bertahan. Anthony Levandowski, seorang perintis kendaraan robot, didakwa dengan 33 tuduhan pencurian rahasia dagang.
Ia bisa dijatuhi hukuman hingga 10 tahun dan didenda AS$250 ribu atau Rp 3,56 miliar untuk setiap tuduhan, yang bisa mencapai lebih dari AS$8 juta.
Jaksa mengatakan penyelidikan masih berlangsung, tetapi tidak menyebutkan apakah Uber dan mantan CEO Travis Kalanick akan menjadi sasaran penyelidikan. Jaksa mengatakan Google dan Uber bekerja sama dalam penyelidikan itu.[my/pp]