Mantan Kepala Staf Gedung Putih: Trump Sebut Hitler ‘Lakukan Hal Baik’ 

  • Associated Press

Donald Trump, saat menjabat sebagai presiden AS, berjalan menuju ruang Roosevelt di Gedung Putih, Washington, pada 1 November 2018. Kepala staf Gedung Putih saat itu, John Kelly, tampak berada di sebelah kanan. (Foto: AP/Susan Walsh)

Kepala staf terlama pada masa pemerintahan Donald Trump memperingatkan bahwa calon presiden dari Partai Republik itu memenuhi kriteria seorang fasis dan ketika menjabat, Trump menyiratkan pemimpin Nazi Adolf Hitler “melakukan beberapa hal yang baik.”

Pernyataan John Kelly, pensiunan jenderal Korps Marinir yang bekerja untuk Trump di Gedung Putih dari tahun 2017 hingga 2019, muncul dalam wawancara yang diterbitkan pada Selasa (22/10) di The New York Times dan The Atlantic.

Komentar Kelly tersebut merupakan lanjutan dari berbagai peringatan yang disampaikan para mantan pejabat tinggi Trump sebelumnya, seiring pemilu presiden Amerika Serikat memasuki dua minggu terakhir.

Kelly telah lama mengkritik Trump. Sebelumnya Kelly menuduh Trump menyebut para veteran yang tewas dalam pertempuran sebagai “pecundang” dan “kegagalan.”

Peringatan baru Kelly itu muncul seiring Trump mengincar masa jabatan keduanya dengan bersumpah untuk memperluas penggunaan militer di dalam negeri secara dramatis, dan mengindikasikan bahwa ia akan menggunakan kekuatan untuk mengejar warga AS yang dianggapnya sebagai “musuh dari dalam.”

BACA JUGA: Dukungan Serikat Pekerja Berperan Besar dalam Pilpres AS

“Dia berkomentar lebih dari sekali bahwa, 'Anda tahu, Hitler juga melakukan beberapa hal yang baik,'” kenang Kelly kepada Times. Kelly mengatakan bahwa dia biasanya akan mengakhiri pembicaraan seperti itu dengan mengatakan “tidak ada yang dilakukan (Hitler), Anda bisa membantahnya, yang baik,” tapi Trump terkadang mengangkat lagi topik tersebut.

Dalam wawancaranya dengan the Atlantic, Kelly ingat ketika Trump menyampaikan gagasan tentang perlunya “jenderal-jenderal Jerman.” Kelly akan bertanya apakah yang dimaksudnya itu adalah “jenderal-jenderalnya Bismarck,” mengacu pada Otto von Bismarck, kanselir yang mengawasi penyatuan Jerman.

“Tentu saja yang Anda maksud bukan jenderal-jenderal Hitler,” kenang Kelly saat bertanya kepada Trump; mantan presiden itu lantas menjawab, “Ya, para jenderal Hitler.”

Tim kampanye Trump, melalui juru bicara Steve Cheung, membantah laporan tersebut pada Selasa dengan mengatakan bahwa Kelly “mempermalukan dirinya sendiri dengan cerita-cerita bohong yang dibuatnya.”

Jajak pendapat menunjukkan adanya persaingan ketat di sejumlah negara bagian yang menjadi swing states; baik Trump maupun Wakil Presiden Kamala Harris berkeliling untuk melakukan pendekatan terakhir kepada para pemilih yang masih ragu.

Kampanye Harris sudah banyak menghabiskan waktu untuk menjangkau para pemilih independen, menggunakan dukungan dari para petinggi Partai Republik seperti mantan anggota DPR Liz Cheney, dan komentar-komentar seperti Kelly, untuk mendesak pemilih Trump di masa lalu menolak pencalonan Trump pada bulan November mendatang.

Tim kampanye Harris melakukan panggilan telepon dengan para wartawan pada hari Selasa untuk mengangkat suara para pensiunan pejabat militer yang menyoroti bagaimana banyak pejabat yang dulu bekerja dengan Trump, sekarang menentang pencalonannya.

“Orang-orang yang paling mengenalnya adalah orang yang paling menentangnya, kepresidenannya,” kata pensiunan Brigjen Steve Anderson.

Anderson mengatakan bahwa ia berharap Kelly akan sepenuhnya mendukung Harris daripada Trump, sesuatu yang belum dilakukannya. Namun, pensiunan Angkatan Darat Kolonel Kevin Carroll, mantan penasihat senior Kelly, mengatakan pada Rabu (23/10) bahwa mantan pejabat tinggi Trump itu “lebih suka mengunyah pecahan kaca daripada memilih Donald Trump.”

Sebelum menjabat sebagai kepala staf Trump, Kelly bekerja sebagai menteri keamanan dalam negeri Trump, ketika ia melihat upaya Trump untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.

Kelly juga berada di garis depan ketika pemerintah Trump menjatuhkan kebijakan imigrasi yang keras dan berujung memisahkan ribuan orang tua dengan anak-anak imigran di sepanjang perbatasan selatan. Kebijakan itu membuatnya menjadi penjahat bagi banyak orang di sayap kiri, termasuk Harris.

Kelly bukan mantan pejabat tinggi pemerintahan Trump pertama yang menyebut mantan presiden itu sebagai ancaman.

BACA JUGA: Pedagang Cindera Mata AS Berupaya Turunkan Suhu Politik Kedua Partai yang Bersaing  

Pensiunan Jenderal Angkatan Darat Mark A. Milley, yang menjabat sebagai ketua Kepala Staf Gabungan Trump, mengatakan kepada Bob Woodward dalam bukunya yang berjudul “War” baru-baru ini bahwa Trump “pada dasarnya sangat fasis” dan “orang yang paling berbahaya bagi negara ini.”

Pensiunan Jenderal Jim Mattis, yang bekerja sebagai menteri pertahanan di bawah Trump, dilaporkan kemudian mengatakan kepada Woodward bahwa dia setuju dengan penilaian Milley.

Sepanjang kebangkitan politik Trump, pengusaha yang beralih menjadi politisi ini mendapat dukungan dari para veteran militer.

AP VoteCast menemukan bahwa sekitar 6 dari 10 veteran militer mengatakan bahwa mereka memilih Trump pada tahun 2020, begitu pula dengan lebih dari separuh dari mereka yang memiliki seorang veteran dalam keluarganya.

Di antara para pemilih dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik di South Carolina tahun ini, AP VoteCast menemukan bahwa hampir dua pertiga dari veteran militer dan orang-orang di rumah tangga veteran memilih Trump daripada mantan Gubernur South Carolina, Nikki Haley, lawan terberat Trump dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik tahun 2024. [th/ab]