Mantan Pejabat USAGM Mengaku Bersalah, Curi Hampir $40.000 Anggaran Pemerintah

Kantor Voice of America di Washington DC, yang berada di bawah US Agency for Global Media (USAGM) (foto: ilustrasi).

Seorang mantan pejabat Departemen Luar Negeri dan karyawan senior US Agency for Global Media (USAGM) hari Kamis (27/6) mengaku bersalah telah mencuri hampir 40.000 dolar uang pemerintah tahun lalu ketika bekerja di badan federal itu.

Haroon K. Ullah, yang menjabat sebagai kepala urusan strategi USAGM dari akhir tahun 2017 hingga awal tahun ini, di pengadilan Alexandria, Virginia, mengakui bahwa ia telah menerima ribuan dolar penggantian atau reimbursement dari badan federal itu atas biaya hotel, taksi dan Uber yang dipalsukan; dan menyampaikan tagihan kepada pemerintah untuk membayar perjalanan pribadinya guna mempromosikan buku dan perjalannya pada akhir pekan, di mana ia tidak melakukan pekerjaan terkait dengan USAGM.

Dalam dokumen pengadilan itu, Ullah, yang berusia 41 tahun, juga mengakui bahwa ia memalsukan surat dari dokter yang mengklaim bahwa ia perlu terbang di kelas bisnis karena sakit lutut yang mengharuskannya “berbaring” dalam penerbangan panjang.

Surat palsu itu memungkinkan Ullah mendapatkan peningkatan jenis tempat duduk di pesawat – dari kelas ekonomi ke kelas bisnis – pada sejumlah penerbangan internasional dengan biaya pemerintah. Biaya untuk satu peningkatan kelas dalam penerbangan ke Cologne, Jerman, misalnya, membebani USAGM hingga lebih dari 1.600 dolar.

Menurut dokumen pengadilan yang ditandatangani oleh salah seorang kuasa hukum Ullah, ia menggunakan sebuah laptop milik badan federal itu dan alat pembuat faktur untuk membuat banyak dokumen palsu.

USAGM, yang sebelumnya dikenal sebagai BBG, adalah lembaga pemerintah Amerika independen yang mengawasi Voice of America dan empat entitas penyiaran lainnya.

Penulis sejumlah buku tentang politik Islam dan ekstremisme yang bergelar doktor ini bergabung dengan USAGM pada Oktober 2017 setelah bekerja sebagai staf perencanaan kebijakan pada mantan Menteri Luar Negeri John Kerry.

Vonis atas Ullah dijadwalkan akan disampaikan pada Oktober mendatang. Ia menghadapi hukuman maksimal 10 tahun penjara karena mencuri uang pemerintah. Namun hukuman pidana bagi tindak kejahatan federal biasanya lebih ringan dari tuntutan hukuman maksimal. (em/pp)