Mantan Penguasa Mesir Hosni Mubarak Tutup Usia

Pemimpin yang lama berkuasa di Mesir, Hosni Mubarak, meninggal dunia, Selasa (25/2), pada usia 91 tahun. (Foto: dok).

Pemimpin yang lama berkuasa di Mesir, Hosni Mubarak, meninggal dunia pada usia 91 tahun. Kematiannya diberitakan hari Selasa (25/2) oleh televisi pemerintah.

Mubarak berkuasa di Mesir selama hampir 30 tahun, sebelum disingkirkan dari jabatannya pada 2011, setelah protes rakyat selama 18 hari.

Dia memulai karier militernya di angkatan udara Mesir, sampai akhirnya menjadi panglima dan deputi menteri pertahanan.

Mubarak diangkat sebagai wakil Presiden Anwar Sadat pada tahun 1975 dan berada di sisinya sewaktu Sadat dibunuh pada Oktober 1981 oleh militan Islamis.

Pemimpin autokrat itu kemudian menjadi presiden dan mempertahankan kekuasaan dengan memposisikan dirinya sebagai sekutu kepercayaan Barat yang menghormati perjanjian perdamaian 1979 dengan Israel, meskipun mendapat tentangan keras di hampir seluruh kawasan Timur Tengah.

Di dalam negeri, Mubarak memerintah dengan tangan besi, memberlakukan undang-undang darurat, yang memberi pasukan keamanan kekuasaan besar untuk menindak keras pembangkang dan membatasi hak-hak dasar.

Mubarak melakukan penindakan keras sewaktu ekstremis Islamis melancarkan kampanye kekerasan pada tahun 1990-an yang menewaskan ratusan polisi Mesir, tentara dan warga sipil, serta puluhan turis asing.

Presiden otoriter itu berjuang lama untuk menekan Ikhwanul Muslimin, gerakan Islamis transnasional terbesar di dunia Arab yang bermula di Mesir. Dalam melakukan itu, ia juga meminggirkan kelompok Islamis moderat, mengasingkan para pendukung mereka. Banyak kalangan menuduh Mubarak korupsi.

Selama tiga dekade, Mubarak memimpin pada masa-masa tidak mudah untuk mencapai stabilitas dan pembangunan ekonomi.

Pada Januari 2011, protes besar-besaran terhadap pemerintahnya merebak di Kairo dan kota-kota Mesir lainnya. Pada 1 Februari, pemimpin lanjut usia itu mengumumkan ia tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilu yang dijadwalkan untuk bulan September tahun itu. Ia juga menjanjikan reformasi konstitusi, tetapi rakyat Mesir menuntut perubahan yang lebih radikal tidak lama setelah gerakan Musim Semi Arab mulai melanda kawasan.

Pada 11 Februari 2011, Wakil Presiden Omar Suleiman mengumumkan Mubarak meletakkan jabatan dan dewan tertinggi militer akan memimpin negara itu. Mubarak dan keluarganya melarikan diri ke rumah peristirahatan mereka di kawasan Laut Merah.

Mubarak kemudian ditangkap dan diadili terkait tewasnya demonstran antipemerintah. Pada 2 Juni 2012, Mubarak dinyatakan bersalah terkait keterlibatannya, karena gagal mencegah pembunuhan ratusan orang yang memberontak terhadapnya.

Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup bersama dengan mantan menteri dalam negerinya, Habib Al-Adly, tetapi mahkamah agung Mesir kemudian membebaskan mereka.

Pada tahun 2013, Mubarak dan dua puteranya dijatuhi hukuman tiga tahun penjara atas tuduhan korupsi, ia kemudian dibebaskan pada tahun 2017. [uh/ab]