Mantan PM Pakistan Tuding Militer Berusaha Hancurkan Partainya

Pendukung mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan, membawa plakat yang menampilkan potret Khan selama protes di Karachi pada 19 Maret 2023, menuntut pembebasan anggota partai yang ditangkap dalam bentrokan polisi baru-baru ini. (Foto: AFP/Rizwan TABASSUM)

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menuding pihak militer yang berkuasa dan badan intelijennya secara terbuka berusaha menghancurkan partai politiknya. Ia yakin akan diadili di pengadilan militer dan dijebloskan ke penjara.

Khan sebelumnya berulang kali mengisyaratkan keterlibatan militer dalam tindakan represif dalam menghadapi partainya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI). Namun kali ini, Khan mengungkapkannya secara blak-blakan saat wawancara di rumahnya di Lahore pada Sabtu (3/6) perang.

Kebuntuan hubungan antara Khan, pemimpin paling populer Pakistan menurut jajak pendapat, dan pihak tentara dalam setahun terakhir mencapai puncaknya ketika terjadi serangan terhadap instalasi militer. Pendukung Khan dituduh berada di balik insiden tersebut.

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memegang tasbihnya saat diwawancara Reuters di Lahore, Pakistan, 17 Maret 2023. (Foto: REUTERS/Akhtar Soomro)

Khan menyebut protes kekerasan, yang meletus setelah dia ditangkap untuk beberapa hari, sebagai "operasi bendera palsu" yang dimaksudkan untuk menargetkannya.

Pihak berwenang telah memulai proses mengadili puluhan orang, termasuk anggota partainya, yang diduga terlibat dalam aksi protes di pengadilan militer --biasanya diperuntukkan bagi anggota dinas atau yang dikategorikan sebagai musuh negara.

"Itulah satu-satunya cara mereka akan menjebloskan saya ke penjara," kata Khan, menambahkan bahwa pihak militer ingin menghentikannya kembali berkuasa dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan digelar pada November.

BACA JUGA: Pengadilan Beri Mantan PM Pakistan Imran Khan Perlindungan Hukum Hingga 8 Juni

Dia mengatakan sekitar 150 kasus pidana yang didakwa terhadapnya tidak masuk akal.

"Jadi satu-satunya harapan mereka, dan karena mereka bertekad untuk menyingkirkan saya, saya pikir mereka akan melakukannya. Seluruh sandiwara pengadilan militer mereka adalah untuk memenjarakan saya," katanya.

"Saya sama sekali tidak ragu bahwa pengadilan militer dimaksudkan untuk saya," kata Khan, yang dibebaskan dengan jaminan.

Amnesty International mengatakan pengadilan militer Pakistan sebelumnya mengabaikan proses hukum, kurangnya transparansi, pemaksaan pengakuan dan eksekusi setelah pengadilan yang tidak adil.

Pendukung mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan, melakukan demonstrasi setelah terjadinya upaya pembunuhan terhadap Khan, di lokasi serangan senjata di Wazirabad pada 4 November 2022. (Foto: AFP)

Khan sendiri digulingkan dari jabatannya dalam pemungutan suara parlemen pada tahun lalu yang menurutnya diatur oleh para jenderal papan atas Pakistan. Militer menyangkal hal ini.

Khan mengaku heran dengan tindakan militer untuk melawannya.

"(Saya) seseorang yang telah dikenal di negara ini selama 50 tahun, yang mungkin memenangkan semua penghargaan di negara ini dan mungkin orang Pakistan yang paling terkenal, dan tiba-tiba diperlakukan sebagai semacam alien, sebagai musuh negara,” tukasnya. [ah]