Mantan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern akan bekerja bersama para pemimpin dari kelompok lingkungan Conservation International (CI) untuk mengadvokasi aksi iklim dan perlakuan yang lebih baik terhadap lingkungan, kata kelompok itu pada hari Senin (6/11)
CI mengatakan Ardern telah menjadi Arnhold Distinguished Fellow yang keenam dan akan menjalani masa jabatan dua tahun untuk melakukan advokasi secara internasional, terutama mengenai isu-isu yang memengaruhi Pasifik dan Antartika. Kelompok itu mengatakan bahwa peran tersebut dianggap paruh waktu dan disertai dengan gaji.
Ini adalah salah satu peran baru yang diumumkan Ardern sejak ia tiba-tiba mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada bulan Januari. Ia juga menyelesaikan dua program beasiswa di Harvard Kennedy School, sekolah ilmu pemerintahan bergengsi di AS dan menulis buku tentang kepemimpinan.
“Sejak awal saya menjabat di Parlemen Selandia Baru, saya telah mengadvokasi aksi iklim global,” kata Ardern dalam sebuah pernyataan. “Semangat dan rasa urgensi saya terhadap masalah ini semakin meningkat dalam 15 tahun terakhir, terutama ketika saya menyaksikan langsung dampak perubahan iklim di wilayah kita.”
Pemerintahan Ardern bergabung dengan negara-negara lain pada tahun 2020 dengan mendeklarasikan darurat iklim secara simbolis. Meskipun deklarasi tersebut dibuat tanpa adanya kewenangan atau dana undang-undang baru, ia mengatakan pada saat itu bahwa deklarasi tersebut mengakui beban yang dihadapi generasi berikutnya.
Ardern juga melarang eksplorasi baru minyak dan gas lepas pantai serta kantong belanja plastik.
CEO Conservation International M. Sanjayan mengatakan penunjukan Ardern merupakan kemenangan bagi seluruh gerakan konservasi dan iklim, dan menambahkan bahwa ia “telah menjadi teladan kepemimpinan, empati, dan tekad yang diperlukan untuk memberikan solusi lingkungan dan iklim yang penting.” [ab/uh]