Mantan presiden Brazil Jair Bolsonaro, Jumat (30/6) akan mengetahui tentang masa depan politiknya di negara di Amerika Selatan itu.
Pengadilan Pemilihan Tertinggi, Jumat (30/6), akan mengeluarkan keputusan apakah Bolsonaro bersalah atas dakwaan bahwa ia menyalahgunakan kekuasaannya dalam pemilu tahun lalu dengan mengeluarkan tuduhan tak berdasar mengenai sistem pemberian suara elektronik di Brazil, yang menyebabkan para pendukungnya menyerbu istana presiden, Kongres dan Mahkamah Agung pada 8 Januari.
Tiga dari tujuh hakim di mahkamah itu menyatakan menentang Bolsonaro pada hari Kamis. Namun, mayoritas suara diperlukan untuk menjatuhkan hukuman terhadapnya, yang akan membuatnya dilarang menduduki jabatan publik selama delapan tahun.
Para analis politik mengatakan sangat besar kemungkinannya tidak ada masa depan politik bagi mantan presiden berhaluan ekstrem kanan itu.
Penyerbuan bangunan-bangunan itu terjadi sepekan setelah pelantikan Luiz Inacio Lula da Silva, yang menang pemilihan presiden pada bulan Oktober. [uh/ab]