Hakim Perancis Tunda Peradilan Korupsi Mantan Presiden Jacques Chirac

  • Lisa Bryant
    Rauf Prasodjo
    Made Yoni

Mantan Presiden Perancis Jacques Chirac meninggalkan kantornya di Paris, Senin (7/3).

Mantan Presiden Perancis Jacques Chirac menghadapi persidangan tuduhan-tuduhan korupsi dari semasa ia menjabat Walikota Paris.

Seorang hakim Perancis untuk sementara menunda sesi peradilan korupsi terhadap mantan Presiden Perancis Jacques Chirac/

Hakim Ketua Dominique Pauthe menutup sidang Senin setelah beberapa jam sementara ia mempertimbangkan permohonan dari terdakwa agar kasus ini diajukan ke peradilan konstitusional Perancis, guna memutuskan apakah batas waktu berlakunya UU telah kadaluwarsa terhadap beberapa butir tuduhan.

Hakim mengatakan ia akan membuat keputusan atas permohonan ini saat sidang dibuka kembali pada Selasa.

Menurut dakwaan, korupsi tersebut terjadi ketika bekas Chirac menjadi walikota Paris antara tahun 1977 sampai 1995. Bekas kepala negara berusia 78 tahun ini dituduh memberikan pekerjaan di Balai Kota Paris kepada mereka yang sebenarnya bekerja untuk Partai Persatuan Republik (UMP) beraliran tengah kanan.yang dipimpinnya.

Chirac menyangkal semua tuduhan dan mengatakan semua jabatan tersebut sah.

Tuduhan korupsi terhadap Chirac telah didengar sejak bertahun-tahun. Tapi, sebagai presiden ia mendapat kekebalan dari tuntutan hukum, yang kemudian berakhir setelah ia tidak lagi menjabat. Chirac merupakan mantan kepala negara pertama yang diadili sejak pemimpin dari era Nazi. Marshal Petain dikenakan pengasingan karena pengkhianatan.

Jika terbukti bersalah, Chirac bisa menghadapi hukuman sampai 10 tahun penjara dan denda sekitar 210.000 dolar.

Dalam keterangan singkatnya, Minggu, kepada radio France Europe 1, Chirac mengatakan ia baik-baik saja. Media Perancis sebelumnya melaporkan ia mungkin menderita penyakit Alzheimer, dugaan yang telah dibantah oleh isteri Chirac. Dalam wawancaranya, Chirac menolak untuk membicarakan tentang persidangannya.

Pada tahun-tahun terakhirnya menjabat, Chirac berjuang menghadapi tingkat popularitasnya yang sangat rendah. Tapi kini, ia justru termasuk sebagai salah satu tokoh yang paling disukai di Perancis dan pendapat rakyat Perancis terbagi antara apakah ia harus diadili atau tidak.

Dominique Paille, juru bicara Partai UMP, yang berkuasa dan dibentuk oleh Chirac, mengatakan sistem pengadilan Perancis seharusnya bisa mencegah terjadinya persidangan. Paille mengatakan pada radio France Info, sangat menyedihkan bahwa Chirac harus diadili di akhir masa hidupnya. Ia mengatakan warisan politik Chirac telah menghapuskan tuduhan-tuduhan terhadapnya, dan persidangan ini akan merusak citra Perancis.

Tahun lalu, dewan kota Paris membatalkan tuduhan-tuduhan sipil terhadap Chirac setelah ia membayar kompensasi sejumlah tiga juta dolar. Meskipun demikian, Chirac tidak mengaku melakukan kesalahan apapun.