Mantan Presiden Republik Afrika Tengah Asingkan Diri ke Benin

Mantan presiden Republik Afrika Tengah Michel Djotodia bersalaman dengan para pejabat saat ia akan pergi ke Chad (8/1). (AP/Rebecca Blackwell)

Michel Djotodia tiba di Cotonou Sabtu (11/1), sehari setelah blok regional Afrika (ECCAS) mengumumkan pengunduran dirinya dan kepergian Perdana Menteri Nicolas Tiengaye.
Mantan presiden Republik Afrika Tengah Michel Djotodia tiba di Benin, tempat yang menurut para pejabat sedang diupayakan sebagai tempat pengasingan setelah dipaksa mundur.

Djotodia tiba di Cotonou Sabtu (11/1), sehari setelah blok regional Afrika (ECCAS) mengumumkan pengunduran dirinya dan kepergian Perdana Menteri Nicolas Tiengaye. Kedua pemimpin pemerintahan sementara itu tidak mampu mengendalikan kekerasan yang berkecamuk di Republik Afrika Tengah (CAR) yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan hampir satu juta orang mengungsi.

Reporter VOA Nick Long, di Bangui, melaporkan ibukota itu umumnya tenang, Sabtu, setelah kekerasan yang meluas dan penjarahan sepanjang malam.

Pasukan Afrika dan Perancis dikerahkan ke CAR guna membantu meredakan kerusuhan, yang umumnya antara mantan pemberontak Seleka, yang kebanyakan adalah Muslim, dan kelompok milisi Kristen yang dikenal sebagai anti-Balaka. Kepada wartawan, pasukan Perancis mengatakan, mereka hanya memiliki kemampuan terbatas untuk meredakan kerusuhan.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengangkut warga asing yang terdampar keluar dari Bangui dengan pesawat setelah ada permohonan dari negara-negara tetangga di Afrika. Tiga penerbangan pertama yang disewa IOM dalam beberapa hari mendatang akan memulangkan sekitar 800 warga Chad dari Bangui yang dikecamuk perang ke N'Djamena.