Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah meminta untuk tinggal sementara di Thailand tetapi mengatakan dia tidak mencari suaka, demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Thailand. Rajapaksa diperkirakan akan meninggalkan Singapura pada Kamis (11/8) dan melakukan perjalanan ke ibu kota Thailand, Bangkok.
Rajapaksa melarikan diri ke Singapura pada pertengahan Juli lalu setelah serangkaian protes massal meletus di Sri Lanka di tengah krisis ekonomi terburuk yang melanda negara tersebut dalam beberapa dekade terakhir. Ribuan orang memprotes dan berunjuk rasa melalui jalan-jalan Sri Lanka dan masuk ke kediaman dan kantor presiden.
Rajapaksa mengundurkan diri pada bulan Juli, menjadi presiden Sri Lanka pertama yang melakukannya selagi menjabat.
Pemerintah Singapura mengatakan pada bulan ini negaranya itu tidak memberi Rajapaksa hak istimewa atau kekebalan apa pun.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Tanee Sangrat mengatakan Rajapaksa akan dapat tinggal di Thailand selama 90 hari dengan paspor diplomatiknya.
Tidak ada pernyataan pribadi dari Rajapaksa tentang rencana perjalanannya, juga tidak pernah muncul di depan umum sejak meninggalkan Sri Lanka.
Pengganti Rajapaksa, Ranil Wickremesinghe, mengatakan sang mantan presiden tidak boleh kembali ke negara itu dalam waktu dekat.
Rajapaksa, 73, yang merupakan anggota keluarga Rajapaksa yang berpengaruh di Sri Lanka, bertugas di pasukan militer Sri Lanka dan kemudian menjadi menteri pertahanan sebelum terjun ke arena politik. [lt/ka]