Bintang sepak bola Diego Maradona dimakamkan pada Kamis (26/11) dalam sebuah upacara pribadi yang dihadiri oleh 20-an orang.
Pemakamannya sangat kontras dengan hari sebelumnya ketika puluhan ribu penggemar menangis melewati peti matinya selama berjam-jam dalam sebuah acara peringatan yang tampak seperti gabungan acara penghormatan kepala negara dengan stadion yang riuh.
Hanya anggota keluarga dan teman dekat yang diizinkan ke pemakaman Jardín Bella Vista untuk upacara keagamaan terakhir dan penguburan Maradona di sebelah makam orang tuanya, Dalma dan Diego.
Para penggemar yang mengibarkan bendera Argentina berkumpul di sepanjang jalan, sewaktu mobil jenazah Maradona lewat dengan pengamanan ketat.
Para penggemarnya sebagian berbalut bendera nasional, menyanyikan lagu kebangsaan sepak bola ketika mereka membentuk barisan yang membentang lebih dari 20 blok, dari Plaza de Mayo, tempat orang Argentina berkumpul untuk merayakan kemenangan yang dipimpin Maradona pada Piala Dunia 1986.
Namun, dengan waktu untuk melayat jenazah Maradona yang disemayamkan di istana kepresidenan dipersingkat, polisi bergerak untuk menghentikan kerumunan. Tindakan polisi itu membuat marah penggemar yang melemparkan batu dan benda-benda lain ke polisi yang membalas dengan peluru karet.
Kerumunan itu membuat panitia kewalahan dan kekerasan itu menyebabkan sejumlah orang cedera dan ditangkap, yang membuat keluarga Maradona mengakhiri kunjungan publik. Peti mati itu ditempatkan di dalam mobil yang bertuliskan nama mantan pemain sepak bola itu di atas kertas karton di dekat jendela. [ps/ft]