Margaret Thatcher Meninggal Dunia pada Usia 87 Tahun

Mantan PM Inggris Margaret Thatcher melambaikan tangan kepada media saat meninggalkan rumah sakit pasca serangan jantungnya di bulan Juni 2009. (Foto: dok).

Mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher meninggal dunia pada usia 87 tahun, Senin (8/4).
Juru bicara keluarga, Tim Bell, mengatakan, satu-satunya perempuan yang pernah menjabat sebagai PM Inggris itu meninggal pada Senin pagi. Anak-anak Thatcher - Mark dan Carol Thatcher - mengumumkan meninggalnya wanita yang dikenal sebagai "Iron Lady" setelah mengalami stroke Senin pagi (8/4).

Margaret Tatcher menikah dengan Denis Thatcher dan memiliki dua anak seorang putra dan putri - kembar.

Thatcher -- perempuan tangguh yang suka berbicara blak-blakan – memimpin Partai Konservatif melalui tiga kemenangan pemilu dari 1979 hingga 1990. Hal tersebut merupakan periode jabatan tanpa henti yang terlama oleh Perdana Menteri Inggris sejak awal abad ke-19.

PM Inggris David Cameron mengatakan Senin, negaranya telah kehilangan pemimpin besar, perdana menteri yang hebat dan warga Inggris yang unggul.
Sementara itu menurut kantor berita Associated Press, Istana Buckingham mengatakan Ratu Elizabeth telah menyampaikan ucapan belangsungkawa kepada keluarga Thatcher.

Dikenal sebagai Wanita Besi karena ketangguhan pribadi dan politiknya, Thatcher adalah seorang konservatif yang keras, yang menggalang dukungan dari serikat-serikat pekerja, menghapus banyak subsidi pemerintah, dan memberikan peran yang lebih besar kepada perusahaan swasta.

Ia memimpin Inggris melalui perang tahun 1982 melawan Argentina menyangkut Kepulauan Falkland, menentang keras integrasi Eropa, dan membangun hubungan khusus yang erat dengan Presiden Amerika Ronald Reagan yang membantu mendorong kejatuhan komunisme di Soviet.

Saat menjabat sebagai menteri pendidikan, Thatcher berhasil menyaingi mantan perdana menteri Edward Heath dalam kepemimpinan partai pada 1975.

Mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher dianggap sebagai pemimpin dunia dihormati dan vokal selama 11 tahun berkuasa.

Dalam otobiografinya, Thatcher mengatakan pencapaian utamanya sebagai perdana menteri adalah mengubah kebijakan Inggris dari apa yang disebutnya sosialisme lunak (soft socialism) menjadi masyarakat yang mendukung pasar bebas.

Lima tahun setelah pensiun, Tatcher mengatakan kepada pewawancara televisi dia juga memulihkan kembali peringkat Inggris di mata dunia karena dia memegang teguh kebebasan dan kemerdekaan. Dia mengingat keputusannya saat mengirim pasukan Inggris untuk membela Kepulauan Falkland pada tahun 1982, ketika pasukan Argentina menginvasi ketergantungan Inggris.

"Orang-orang tahu bahwa kita tidak akan mentolerir penyerangan. Kami tidak akan menenangkan para penyerang. Jadi kami berangkat ke Falklands," kenang Tatcher. "Saat itu merupakan pertama kalinya para penyerang kita usir dalam periode pasca perang. Jadi kami berhasil mengembalikan Inggris menjadi bangsa yang besar lagi meskipun dalam batas-batas yang jauh lebih kecil, karena kita tidak lagi memiliki kerajaan. Tapi kami mendapatkan kembali kebanggaan dan reputasi kami," lanjutnya.

Hal yang sama diungkapkan Tatcher saat mengutuk invasi Irak ke Kuwait tahun 1990. Berdampingan dengan Presiden AS George Bush dalam pertemuan di Amerika Serikat, Thatcher tidak ragu-ragu untuk meminta tindakan militer jika diperlukan untuk menghentikan pemimpin Irak Saddam Hussein.

Margaret Tatcher, semula mengambil jurusan penilitian kimia dan hukum, namun politik ternyata lebih menarik perhatiannya. Margaret Thatcher menjabat sebagai sekretaris negara untuk pendidikan dan ilmu pengetahuan pada tahun 1970. Karirnya cepat menanjak melalui jajaran partai Konservatif dan menjadi pemimpin oposisi di Parlemen pada tahun 1975. Dia terpilih sebagai Perdana Menteri tahun 1979.

Kepemimpinan Thatcher merupakan hal yang kontroversial saat itu. Dia mematahkan kekuatan serikat buruh, mengurangi belanja publik, melakukan privatisasi perusahaan yang dikelola negara, dan membawa Partai Konservatifnya jauh ke kanan.

Dia tidak pernah menyembunyikan penolakannya atas kerjasama yang lebih erat dalam bidang ekonomi dan politik rancangan Uni Eropa. Thatcher memperingatkan hal tersebut akan dapat merampas Inggris dari kedaulatannya.

Sebagai satu-satunya pemimpin wanita di Uni Eropa saat itu, Margaret Thatcher selalu digambarkan seperti tas hitam yang selalu dibawa di lengannya. Gaya tumpul dan lidahnya yang tajam digambarkan sebagai "handbagging." Istilah tersebut identik dengan sikap tegas Thatcher terhadap para pemimpin Uni Eropa yang berusaha untuk menjalin persatuan lebih dekat.

Meskipun banyak menuai kritik, Margaret Thatcher meraih kemenangan telak untuk periode kedua dan ketiga sebagai Perdana Menteri. Namun kebijakannya membawa arah politik menimbulkan kemarahan anggota partainya. Tatcher digulingkan sebagai pemimpin partai dan perdana menteri pada tahun 1990.

Dalam pidato tahun 1996, Thatcher menyalahkan hilangnya popularitas partainya pada kepemimpinan baru, yang katanya telah mengkhianati prinsip-prinsip itu. Tatcher bersikeras keberhasilan yang telah dicapai adalah pasar bebas (free enterprise), bukan pemerintah yang besar.

Dia tidak ragu-ragu untuk menawarkan nasihat kepada penerusnya, John Major untuk terus berupaya menjaga Partai Konservatif yang berkuasa.

Thatcher menolak untuk duduk diam bahkan di tahun-tahun terakhirnya. Dia adalah seorang juru kampanye tak kenal lelah untuk calon konservatif di seluruh negeri dan tidak pernah ragu-ragu untuk menawarkan nasihat dan dukungan kepada generasi berikutnya pemimpin Partai Konservatif.