Pejabat keamanan terkemuka Maroko, Selasa (27/3), mengatakan kepada Associated Press, intelijen Perancis tidak memberitahu kantornya bahwa seorang pria bersenjata kelahiran Maroko yang menewaskan empat orang dalam serangan di Perancis selatan pekan lalu telah mengalami radikalisasi.
Abdelhak Khiame, direktur Biro Pusat Penyidikan Peradilan Maroko (CBJI), mengatakan Radouane Lakdim lahir di Maroko pada 1992 dan tak lama kemudian meninggalkan Maroko bersama keluarganya untuk tinggal di Perancis. Lakdim menjadi warga negara Perancis pada 2004.
Ia mengatakan kunjungan terakhirnya ke Maroko terjadi tahun 2012.
"Kami sama sekali tidak diberitahu mengenai latar belakang radikalism Lakdim," kata Khiame kepada The Associated Press.
Ia mengatakan "ada masalah komunikasi" antara kantor Perancis dan Maroko karena tersangka berkewarganegaraan ganda.
Lakdim membunuh empat orang pada Jumat (23/3) lalu, sebelum ditembak polisi yang menyerbu supermarket di Trebes, tempat ia melakukan penyanderaan.
Tiga orang tewas di supermarket di Trebes sementara orang keempat tewas sebelumnya dalam pembajakan mobil di kota Carcassonne di dekatnya.
Kelompok ISIS mengklaim penyerang memenuhi seruan kelompok itu untuk menarget orang dari negara-negara koalisi pimpinan Amerika yang memerangi ISIS di Suriah dan Irak. [my/ds]