Starbucks menutup 16 kedai kopinya di AS karena masalah keamanan yang berulang, termasuk penggunaan narkoba dan perilaku mengganggu lainnya yang mengancam karyawannya.
Waralaba kopi itu menutup masing-masing enam toko di kota kelahirannya Seattle, dan di Los Angeles, dua di Portland, Oregon dan masing-masing satu di Philadelphia dan Washington, DC. Starbucks mengatakan, karyawan di kedai-kedai itu akan diberi peluang untuk pindah ke kedai lain.
Starbucks mengatakan hari Selasa (12/7) bahwa penutupan itu adalah bagian dari upaya yang lebih besar untuk menanggapi kecemasan para pegawainya dan memastikan kedai itu aman dan nyaman.
Namun perusahaan juga menghadapi kritik dari sebagian pekerja yang mengatakan, mereka tidak diajak berkonsultasi atau diberi pilihan selain tiba-tiba ditutup.
BACA JUGA: Howard Schultz Akan Tetap Jabat CEO Starbucks Hingga Maret 2023Mari Cosgrove, seorang karyawan di salah satu kedai yang ditutup di Seattle mengatakan, "Penutupan ini terjadi secara mendadak. Kami mendengar dari kedai-kedai lain yang tidak ditutup, bahwa Serikat Pekerja mendapat pemberitahuan terakhir secara tertulis. Menurut kami, ini tidak adil karena kami tidak diizinkan untuk menjadi bagian dari keputusan tentang kondisi kerja kami. Juga tidak benar kalau pihak Starbucks yang mengklaim bahwa mereka tidak dapat memberi rasa aman di tempat kerja kami."
Penutupan itu menjadi semakin penting karena upaya menjadi anggota serikat pekerja sedang berlangsung di kedai-kedai Starbucks di AS. Lebih dari 189 kedai Starbucks AS memilih untuk memiliki Serikat Pekerja sejak akhir tahun lalu, menurut Dewan Hubungan Tenaga Kerja Nasional. Starbucks menentang upaya pembentukan Serikat Pekerja. [ps/ka]