13 Masih Hilang dalam Tragedi Kapal Tenggelam di Maluku

Tim Sar Gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI/Polri dan Potensi SAR lainya kembali melanjutkan Operasi SAR hari ke 2 pencarian terhadap 13 korban penumpang Kapal Motor KM Cahaya Arafah. (Foto: Courtesy/Basarnas Ternate)

Sebuah tim SAR, Selasa (19/7), sedang berusaha menemukan 13 penumpang yang dinyatakan hilang setelah sebuah kapal tenggelam akibat dihantam gelombang tinggi dalam cuaca buruk.

Kapal yang membawa 77 penumpang dan awak itu tenggelam pada Senin (18/7) malam di perairan sekitar Pulau Tokaka di Provinsi Maluku Utara.

Enam puluh empat orang yang selamat telah ditemukan, kata Fathur Rahman, Kepala Basarnas Ternate. Mereka, katanya, mampu berenang ke pantai untuk bertahan hidup.

Proses pencarian Km Cahaya Arafah. (Foto: Courtesy/Basarnas)

Sejumlah perahu karet, beberapa speedboat, dan sebuah longboat dikerahkan untuk mencari mereka yang hilang.

Kapal bernama KM Cahaya Arafah itu meninggalkan pelabuhan di Pulau Ternate pada Senin (18/7) pagi dan sedang bergerak menuju ke Kecamatan Gane Barat di Kabupaten Halmahera Selatan saat mengalami musibah.

Tragedi feri dan kapal sering terjadi di Indonesia, negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, di mana feri sering digunakan sebagai alat transportasi dan peraturan keselamatan kerap dilanggar.

BACA JUGA: Basarnas: 19 Masih Hilang dalam Kecelakaan Kapal di Selat Makassar  

Pada tahun 2018, sebuah feri yang penuh sesak dengan sekitar 200 orang di dalamnya tenggelam di danau kawah gunung berapi yang dalam di provinsi Sumatera Utara, menewaskan 167 orang.

Sebuah kapal penumpang yang penuh sesak juga tenggelam pada Februari 1999 dengan 332 orang di dalamnya. Hanya ada 20 orang yang selamat. [ab/uh]