Menyusul dua kecelakaan dalam waktu kurang dari sebulan, maskapai Burma istirahatkan pesawat MA60 buatan China, yang juga mengalami kecelakaan di Indonesia.
RANGOON —
Maskapai milik negara di Burma menyatakan, Selasa (12/6), bahwa ia akan menghentikan penerbangan pesawat-pesawat MA60 buatan China menyusul kecelakaan kedua dengan model turboprop dalam kurang dari sebulan.
Manajer administrasi Myanma Airways Hla Htay Aung mengatakan akan mengistirahatkan tiga Xian MA60 untuk saat ini. Salah satunya melenceng di landasan ketika mendarat di Kawthaung, di Burma bagian tenggara, yang menyebabkan dua baling-baling rusak, meski tidak ada yang terluka.
Hla mengatakan bahwa ketiga pesawat tersebut, yang dibeli maskapai pada 2010, akan diperiksa lagi dan tergantung pihak berwenang apakah mereka akan diizinkan terbang lagi.
Ia menambahkan maskapai itu akan melayani lebih dari 20 tujuan menggunakan tujuh pesawat lain dalam armadanya, yaitu tiga pesawat bermesin turboprop ganda buatan perusahaan Perancis-Italia ATR, dua pesawat turboprop dari Beechcraft buatan Amerika dan dua pesawat jet penumpang buatan Embraer di Brazil.
Sebelumnya, pesawat MA60 milik Myanma Airways melampaui landasan pada 16 Mei di Monghsat, negara bagian Shan, ketika remnya dilaporkan blong. Satu sayap dan satu rodanya rusak, sementara dua penumpang mengalami patah tangan.
Sebuah pesawat MA60 yang dioperasikan Merpati Nusantara Airlines di Indonesia mendarat dengan keras di Kupang, Nusa Tenggara Timur, membuat beberapa orang di pesawat terluka.
Pada Desember, sebuah pesawat Fokker yang dimiliki maskapai swasta Air Bagan, mendarat secara darurat di sebuah sawah di negara bagian Shan, Burma, menewaskan dua orang dan melukai 11 orang.
Myanma Airways baru-baru ini mempensiunkan beberapa jet Fokker F-28 dari armadanya. (AP)
Manajer administrasi Myanma Airways Hla Htay Aung mengatakan akan mengistirahatkan tiga Xian MA60 untuk saat ini. Salah satunya melenceng di landasan ketika mendarat di Kawthaung, di Burma bagian tenggara, yang menyebabkan dua baling-baling rusak, meski tidak ada yang terluka.
Hla mengatakan bahwa ketiga pesawat tersebut, yang dibeli maskapai pada 2010, akan diperiksa lagi dan tergantung pihak berwenang apakah mereka akan diizinkan terbang lagi.
Ia menambahkan maskapai itu akan melayani lebih dari 20 tujuan menggunakan tujuh pesawat lain dalam armadanya, yaitu tiga pesawat bermesin turboprop ganda buatan perusahaan Perancis-Italia ATR, dua pesawat turboprop dari Beechcraft buatan Amerika dan dua pesawat jet penumpang buatan Embraer di Brazil.
Sebelumnya, pesawat MA60 milik Myanma Airways melampaui landasan pada 16 Mei di Monghsat, negara bagian Shan, ketika remnya dilaporkan blong. Satu sayap dan satu rodanya rusak, sementara dua penumpang mengalami patah tangan.
Sebuah pesawat MA60 yang dioperasikan Merpati Nusantara Airlines di Indonesia mendarat dengan keras di Kupang, Nusa Tenggara Timur, membuat beberapa orang di pesawat terluka.
Pada Desember, sebuah pesawat Fokker yang dimiliki maskapai swasta Air Bagan, mendarat secara darurat di sebuah sawah di negara bagian Shan, Burma, menewaskan dua orang dan melukai 11 orang.
Myanma Airways baru-baru ini mempensiunkan beberapa jet Fokker F-28 dari armadanya. (AP)