Perubahan iklim dan imigrasi menjadi masalah utama bagi keamanan masyarakat Eropa dan Amerika Utara, sementara China berlomba untuk menyaingi Amerika Serikat dalam hal pengaruh global pada tahun-tahun mendatang, menurut survei terbaru mengenai persepsi masyarakat di kedua sisi Atlantik yang dilakukan di 14 negara.
Diterbitkan pada hari Selasa (12/9), laporan Tren Transatlantik 2023 dari German Marshall Fund juga menemukan dukungan publik yang kuat terhadap NATO dan Ukraina untuk bergabung dengan aliansi transatlantik itu dan Uni Eropa – bahkan setelah sebagian pakar menunjukkan adanya peringatan yang mengkhawatirkan.
Orang yang disurvei di kedua sisi Atlantik – termasuk Amerika Serikat, Kanada, beberapa negara Uni Eropa, serta Inggris dan Turki – juga ingin pemerintah mereka lebih bekerja sama dengan China. Responden yang lebih muda kemungkinan besar memandang pengaruh AS secara lebih negatif, dan pengaruh Rusia dan China secara lebih positif.
“Tampaknya fase semangat trans-Atlantisisme telah berakhir. Kami juga melihat tatanan dunia yang berubah dengan cepat, dan masyarakat menyadarinya,” kata Gesine Weber, peneliti German Marshall Fund yang berspesialisasi dalam risiko dan strategi, mengenai temuan yang menunjukkan status quo dalam hubungan lintas Atlantik. Dia yakin bahwa tren demikian akan membaik.
Responden dalam survei itu jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada survei tahun lalu.
“Kesimpulan yang saya ambil,” tambah Weber, “adalah bahwa pemerintah-pemerintah di kedua sisi Atlantik harus merenungkan bagaimana dapat menciptakan agenda yang lebih bermakna bagi warga negara dan lebih disesuaikan dengan tatanan dunia saat ini.”
Dalam kasus perubahan iklim, misalnya, mayoritas masyarakat yang disurvei percaya bahwa komunitas ilmiah, dibandingkan pemerintah, adalah pihak yang melakukan upaya terbaik untuk mengatasi masalah ini.
Namun pandangan transatlantik hampir tidak seragam. Meskipun antara seperempat dan sepertiga masyarakat yang tinggal di Kanada, Perancis, Italia, dan Portugal memandang perubahan iklim sebagai tantangan keamanan utama, misalnya, hanya 14 persen responden AS yang setuju – kendati isu ini masih menjadi masalah utama keamanan Amerika secara keseluruhan.
Meskipun migrasi menduduki peringkat kedua sebagai tantangan global terbesar tahun ini – menggantikan perang di Ukraina dalam laporan Tren tahun lalu – Rusia tetap menjadi masalah keamanan nomor satu bagi responden Lituania dan Polandia.
Sementara itu, pandangan masyarakat terhadap China beragam, demikian temuan penelitian ini. Meskipun hampir enam dari 10 orang secara keseluruhan memandang Beijing secara negatif, dan seperempatnya percaya bahwa China tidak melakukan apa pun untuk melawan perubahan iklim, sebagian besar responden muda berusia antara 18 dan 24 tahun di Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis memiliki pandangan positif terhadap negara itu.
Kebanyakan pihak di kedua sisi Atlantik juga menginginkan lebih banyak kerja sama dengan China dalam berbagai bidang seperti perdagangan, energi, dan teknologi. Namun banyak juga yang menginginkan pendekatan yang lebih keras terkait pelanggaran hak asasi manusia di negara itu. Sebanyak 30 persen responden memandang China sebagai aktor global paling berpengaruh dalam lima tahun terakhir – tepat di belakang Amerika Serikat, yaitu sebesar 37 persen. [lt/ab]