Media ISIS Ingin Bangun Momentum dengan Kalifah Baru

ISIS mengumumkan Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi sebagai pemimpin baru mereka, 31 Oktober 2019. (Foto: dok).

Kelompok teror ISIS berusaha menunjukkan bahwa momentum kini sedang dibangun untuk mendukung pemimpin barunya, dengan mendistribusikan foto-foto anggota dari berbagai provinsi dan afiliasinya yang bersumpah setia.

Sejak hari Sabtu (2/11), para pejabat media ISIS telah mengunggah serangkaian foto yang menunjukkan para anggota lima kelompok afiliasi ISIS berkumpul untuk menyatakan janji setia atau baiat kepada Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi.

Baiat pertama datang dari ISIS Cabang Sinai yang mendistribusikan tiga foto sekitar 25 anggota bertopeng yang berkumpul di daerah hutan yang jarang penduduknya di Semenanjung Sinai Mesir, dengan mengangkat senjata.

Rilis foto-foto itu beberapa jam kemudian diikuti oleh serangkaian foto yang memperlihatkan sekelompok sekitar tujuh atau delapan orang bertopeng, yang diduga dari Bangladesh, yang menjanjikan kesetiaan mereka kepada pemimpin baru ISIS.

Para pejabat media ISIS sejak itu telah mendistribusikan lebih banyak foto yang menunjukkan orang-orang bersenjata bertopeng dari Yaman dan Pakistan yang juga menyatakan janji setia (baiat).

Menurut Kelompok Intelijen SITE yang memantau komunikasi pelaku jihad, 16 foto tampak memperlihatkan beberapa kelompok pejuang, dari lokasi yang berbeda, membawa spanduk ISIS dan mengepalkan tangan atau mengacungkan senjata ketika mereka menjanjikan kesetiaan.

"Pesan mereka tampaknya adalah kegiatan terus berlangsung dan tidak ada yang berubah kecuali pemimpin mereka," kata Raphael Gluck, salah satu pendiri Jihadoscope, perusahaan lain yang memantau aktivitas online para ekstremis Islam.

"Mereka ingin menunjukkan bisa bergerak dengan cepat, dan (bahwa) kekhalifahan (ISIS) masih ada," katanya.

ISIS-Khorasan merupakan afiliasi ISIS yang paling tangguh, selamat dari upaya AS dan pasukan Afghanistan yang berkali-kali untuk memusnahkan kepemimpinan dan militannya.

Pada bulan April 2017, Amerika menjatuhkan bom non-nuklir terbesar dalam senjatanya, GBU-43 Air Ordnance Air Blast pada gua dan sistim terowongan ISIS di provinsi Nangarhar, Afghanistan namun tidak berhasil.

Alih-alih menyusut, pejabat AS mengatakan ISIS-Khorasan berkembang dan kini menggembar-gemborkan memiliki sebanyak 5.000 militan di seluruh Afghanistan. [lt/ab]