Pemerintah Rusia mengukuhkan, dua saluran televisi utama Rusia secara tidak sengaja menyiarkan rincian rencana torpedo nuklir baru, dan berharap itu tidak akan terjadi lagi.
Namun, setelah kejadian itu, media pemerintah menyiarkan wawancara dengan pakar pertahanan, yang merinci lebih lanjut senjata "rahasia" itu, sehingga memicu spekulasi berita itu memang disengaja.
Selasa malam (10/11), televisi pemerintah NTV dan Channel One, yang diawasi ketat Kremlin, menayangkan cuplikan pertemuan yang diadakan Presiden Vladimir Putin dengan pejabat-pejabat tinggi pertahanan di Sochi, Rusia selatan.
Pada satu saat, kamera melewati apa yang tampaknya adalah bahu seorang pejabat militer berseragam yang menghadiri pertemuan itu, dan menangkap dokumen yang dipegangnya dengan judul "Sistem Senjata Serbaguna Samudera 'Status-6'." Dokumen itu mencakup gambar yang tampaknya adalah torpedo atau pesawat tanpa awak bawah air.
Disebutkan, sistem persenjataan yang direncanakan itu akan mampu menciptakan "zona kontaminasi radioaktif yang luas" di wilayah pesisir "musuh", menjadikannya "tidak cocok" untuk militer, ekonomi atau kegiatan lain "untuk waktu lama."
Namun, hari Kamis, Radio Sputnik, bagian dari kantor berita pemerintah Rusia, Sputnik, menyiarkan wawancara dengan Igor Korotchenko, pemimpin redaksi majalah Natsionalnaya Oborona (Pertahanan Nasional), yang merinci lebih lanjut sistem senjata Status-6. [ka]