Media: Warga Korsel yang Ditangkap Rusia adalah Misionaris

Seorang tahanan tak dikenal memegang sepotong roti di dalam Koloni Buruh Pemasyarakatan, sekitar 600 kilometer tenggara Moskow, pada 13 November 1996. (Foto: Ilustrasi/AP)

Seorang warga Korea Selatan yang ditahan di Rusia atas kecurigaan melakukan tindak spionase, adalah seorang misionaris yang mendukung organisasi buruh Korea Utara yang berbasis di Timur Jauh Rusia. Pernyataan ini disampaikan oleh media Korea Selatan dalam laporannya pada Selasa.

Pria bernama Baek Won-soon, telah dipindahkan dari Vladivostok ke Moskow dan dituduh memiliki informasi rahasia untuk agen intelejen asing. Hal ini dilaporkan agensi berita pemerintah Rusia, Tass.

Baek, 53, dideskripsikan sebagai seseorang yang “sangat relijius” yang juga terdaftar sebagai pendiri sebuah perusahaan perjalanan wisata yang berbasis di Vladivostok, menurut Tass.

Ini adalah untuk pertama kalinya, seorang warga Korea Selatan ditahan di Rusia atas tuduhan spionase, tambah Tass lagi.

Jaringan televisi Korea Selatan, JTBC, mengatakan bahwa Baek telah melakukan perjalanan ke Vladivostok dari China awal tahun ini, untuk menjalankan sebuah tugas misionaris, bagi para pekerja dari Korea Utara di Rusia. Stasiun televisi ini mengutip sebuah sumber yang tidak disebutkan.

BACA JUGA: Korsel Ajukan Protes Atas Penerobosan Zona Pertahanan Udara Oleh Rusia dan China

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan, bahwa konsulat mereka sudah menyediakan bantuan sejak mereka mengetahui penangkapan tersebut. Kementerian ini menolak untuk memberikan detil lebih jauh dengan alasan persoalan tersebut sedang berada dalam penyelidikan.

Pemerintah Korea Selatan tengah berkomunikasi dengan Rusia untuk pembebasan yang aman bagi warga negaranya, kata juru bicara kementerian luar negeri kepada para jurnalis pada Selasa.

Para pejabat AS dan Korea Selatan telah menyuarakan keprihatinannya, bahwa Rusia telah menerima kelompok-kelompok pekerja baru dari Korea Utara, yang bertentangan dengan resolusi PBB di tengah berkembangnya hubungan antara Moskow dan Pyongyang.

Sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB pada 2017 telah meminta negara-negara untuk mengusir para pekerja dari Korea Utara sebelum 2019, dengan alasan bahwa para pekerja itu telah dieksploitasi untuk memperoleh mata uang asing bagi program nuklir dan rudal balistik Korea Utara yang telah dilarang.

BACA JUGA: Korsel Sesalkan Kerja Sama Militer Rusia-Korut

Para pekerja konstruksi dan penebang pohon dari Korea Utara masih berada di Rusia, dengan memakai visa pelajar atau turis di negara itu, kata pemerintah Korea Selatan dalam sebuah laporannya tahun lalu.

Ketegangan hubungan antara Rusia dan Korea Selatan telah meningkat karena kedekatan hubungan Moskow dan Korea Utara di tengah berbagai tuduhan bahwa Pyongyang telah memasok senjata untuk perang di Ukraina.

Korea Selatan, yang merupakan sekutu AS, telah mengecam invasi Rusia dan mengirimkan bantuan ekonomi serta kemanusiaan ke Ukraina, tetapi sejauh ini telah menghentikan pengiriman senjatanya kesana.

Sejak perang Ukraina, Korea Selatan telah mengeluarkan seruan khusus terkait perjalanan, yang meminta warga negaranya untuk tidak melakukan perjalanan ke Rusia. [ns/ab]