Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto mengeluarkan pernyataan itu dalam pidato tahunannya yang kelima hari Sabtu, dan yang pertama sejak Presiden Amerika Donald Trump memegang jabatan.
“Hubungan dengan pemerintah baru Amerika Serikat, seperti dengan negara lain manapun, harus berdasarkan pada prinsip yang tidak dapat ditawar: kedaulatan, mempertahankan kepentingan nasional, dan melindungi bangsa Meksiko. Ini sudah saya tandaskan, dan akan saya ulangi: Kami tidak akan menerima apapun yang bertentangan dengan martabat kami sebagai satu bangsa," tandasnya.
Pena Nieto membela Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara, atau NAFTA, dalam pidatonya.
"Tujuan Meksiko adalah memperkuat perjanjian ini sebagai alat untuk integrasi regional, memberikan kepastian yang lengkap mengenai perdagangan dan investasi antara Meksiko, Kanada dan Amerika Serikat. Tim perunding memiliki instruksi yang tepat untuk berunding dengan sungguh-sungguh, iktikad baik dan dengan kemauan untuk konstruktif, selalu menempatkan kepentingan Meksiko di garis depan, dengan cukup waktu untuk memperoleh hasil membuat ke tiga negara menang," tegasnya lagi.
Pena Nieto juga menyampaikan salamnya kepada apa yang disebut "DREAMERS" yaitu anak-anak migran yang dibawa ke Amerika Serikat secara gelap oleh orangtua mereka.
Ketika masih berkampanye, Presiden Trump sangat bersikap keras khususnya terhadap Meksiko, mencap migran asal Meksiko di Amerika, sebagai "pembunuh" dan "pemerkosa". Dia juga menjadi pengkritik keras NAFTA, dan telah mengancam akan menarik Amerika keluar dari perjanjian NAFTA. [sp/al]