Meksiko Tawarkan Status Pengungsi untuk Sebagian Migran Amerika Tengah

Seorang migran Amerika Tengah dari Honduras mengenakan bendera negaranya saat berlangsungnya program tahunan "Via crucis" yang diselenggarakan oleh kelompok aktivis "Pueblo Sin Fronteras" di Matias Romero, negara bagian Oaxaca, Meksiko, Senin, 2 April 2018.

Pemerintah Meksiko mengatakan, pihaknya menawarkan status pengungsi kepada sebagian anggota rombongan migran yang memenuhi syarat yang tergabung dalam karavan dari negara-negara Amerika Tengah, yang sebelumnya memicu cuitan Presiden Amerika Donald Trump tentang perlunya memperkuat perbatasan negara Amerika.

Sebuah pernyataan Senin malam (2/4) dari kementerian dalam negeri dan luar negeri Meksiko mencatat bahwa karavan yang sebagian besar terdiri dari warga Guatemala, Honduras dan El Salvador itu telah melakukan perjalanan serupa sejak 2010 untuk meminta perhatian pada hak-hak migran, terutama mereka yang melarikan diri dari situasi berbahaya di negara mereka untuk mencari perlindungan di negara-negara lain.

“Kebijakan migrasi Meksiko berdaulat, di mana kita berusaha untuk memastikan migrasi yang legal, aman dan tertib dengan menghormati sepenuhnya hak-hak asasi manusia,” kata pernyataan itu. “Dalam situasi apa pun pemerintah Meksiko tidak mendorong migrasi ilegal.”

Karavan terdiri dari sekitar 1.100 orang itu diatur oleh Pueblo Sin Fronteras (Manusia Tanpa Perbatasan), yang pada hari Senin menuduh proses suaka di Amerika Serikat dan Meksiko bersifat “menghukum dan tidak adil.” Dua karavan lebih kecil mencapai Amerika Serikat tahun lalu.

Gina Garibo, juru bicara kelompok itu, mengatakan kepada VOA bahwa organisasinya memberikan pendampingan bagi para migran untuk memperjuangkan hak-hak mereka. [lt]