Melania Trump, mantan ibu negara, istri dari mantan Presiden AS Donald Trump, mengatakan dalam sebuah video pada Kamis (3/10) bahwa “tidak ada ruang kompromi” dalam isu hak perempuan atas “kebebasan masing-masing individu” – sebuah sikap terhadap isu aborsi yang jelas bertentangan dengan sikap suaminya, yang kini menjadi calon presiden dari Partai Republik.
Pernyataannya disampaikan ketika Trump dan calon wakil presidennya, Senator JD Vance asal Ohio, telah berusaha memoles sikap keras Partai Republik terkait isu aborsi, yang menjadi tantangan besar untuk meraup dukungan pemilih perempuan dalam pemilihan umum 5 November mendatang.
“Kebebasan individu merupakan prinsip dasar yang saya jaga,” ujarnya dalam video yang ia unggah ke platform X untuk mempromosikan buku memoarnya, yang akan dirilis pekan depan.
“Tanpa ragu, tidak ada ruang untuk kompromi dalam hal hak mendasar yang dimiliki semua perempuan sejak lahir, yaitu kebebasan masing-masing individu. Apa sebenarnya arti ‘tubuhku, pilihanku’?”
Melania Trump, yang seorang mantan model dan ibu negara pada masa pemerintahan Trump tahun 2017-2021, dan hampir selalu absen dari acara kampanye suaminya, memiliki rekam jejak memberikan pernyataan yang penuh teka-teki kepada publik. Pada tahun 2018, dalam kunjungan ke perbatasan AS, ia mengenakan jaket dengan tulisan “Saya benar-benar tidak peduli, apakah Anda peduli?”, tanpa menjelaskan maksudnya.
Akan tetapi, dari cuplikan memoarnya yang diterbitkan situs berita Inggris the Guardian pada hari Rabu (2/10), ia secara lebih lugas menjelaskan sikapnya terkait hak aborsi.
“Hak mendasar kebebasan individu seorang perempuan, atas hidupnya sendiri, memberinya kewenangan untuk mengakhiri kehamilannya jika dia menginginkannya,” tulisnya.
Trump mengatakan, ia dan Melania sempat membicarakan topik tersebut dan ia meminta ia menulis “apa yang kamu yakini.”
BACA JUGA: Akankah Kesenjangan Gender yang Tajam Dorong Pemilih Perempuan Dukung Kamala Harris?“Saya bilang, ‘Kamu harus berpegang teguh pada kata hatimu.’ Saya mengatakan itu ke semua orang: Anda harus mengikuti kata hatimu,” kata Trump kepada Fox News. “Ada beberapa orang yang sangat, sangat berhaluan kanan ekstrem terhadap isu itu – artinya tanpa memberi pengecualian, dan ada juga orang lain yang memiliki pandangan yang sedikit berbeda dari itu.”
Trump sebelumnya membanggakan penunjukan tiga hakim Mahkamah Agung AS yang dilakukannya, yang pada tahun 2022 membantu membatalkan putusan kasus hak aborsi bersejarah, Roe v. Wade. Akan tetapi, sejak memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Republik awal tahun ini, ia berusaha menampilkan sikap yang lebih lembut mengenai isu tersebut, seraya berusaha mencari dukungan pemilih yang moderat dan independen.
Ia mengecam larangan aborsi enam minggu sebagai sesuatu yang terlalu membatasi, dengan mengatakan bahwa ia tidak akan mendukung larangan aborsi secara nasional, dan menyerukan agar larangan aborsi mengecualikan kehamilan akibat perkosaan, inses, atau demi melindungi kesehatan ibu.
Dalam debat cawapres hari Selasa (1/10), Trump mengunggah di dunia maya bahwa ia akan memveto upaya Kongres untuk menerapkan larangan aborsi nasional.
BACA JUGA: Larangan Aborsi di AS Persulit UGD Layani Ibu Hamil dalam Kondisi DaruratAkan tetapi, Trump juga mengatakan bahwa masing-masing negara bagian berhak membatasi aborsi sesuai pilihan mereka, bahkan jika harus membatasi akses seluas mungkin, dan nyatanya beberapa negara bagian yang dikuasai Partai Republik telah melakukannya.
Dalam kampanye bulan lalu, Trump mengatakan bahwa jika ia terpilih, perempuan “tidak akan lagi memikirkan masalah aborsi.”
Lawannya, Wakil Presiden Kamala Harris, capres Partai Demokrat, telah menunjukkan dukungannya untuk hak aborsi dan telah mengadvokasi pemulihan penuh hak konstitusional untuk melakukan aborsi.
Juru bicara tim kampanye Harris, Sarafina Chitika, mengatakan: “Sayangnya bagi perempuan di seluruh Amerika, suami Nyonya Trump dengan tegas tidak sepakat dengannya dan merupakan alasan lebih dari sepertiga perempuan Amerika hidup dengan larangan aborsi Trump.”
Jajak pendapat secara konsisten menunjukkan bahwa sebagian besar warga Amerika mendukung hak aborsi. [rd/rs]