Setelah tiga bulan lebih berada di bawah berbagai pembatasan ketat untuk menanggapi gelombang kedua kasus COVID-19, kehidupan di kota terbesar kedua di Australia perlahan-lahan akan kembali ke situasi normal.
Perdana Menteri Victoria, Daniel Andrews, Senin (26/10) mengumumkan bahwa lima juta penduduk Melbourne akan dapat meninggalkan rumah mereka efektif mulai Selasa tengah malam (27/10), dan bahwa semua kafe, restoran, bar, toko dan hotel akan diizinkan untuk buka kembali.
Pengumuman itu muncul sementara Melbourne dan negara bagian Victoria mencatat periode 24 jam pertamanya tanpa infeksi baru virus corona sejak 9 Juni. Negara bagian itu telah mengalami lonjakan dramatis kasus baru COVID-19, yang memuncak pada bulan Agustus sewaktu kasus baru harian meningkat di atas 700. Kemunculan kembali kasus-kasus baru disebut diakibatkan oleh kegagalan dalam hal keamanan di hotel-hotel di mana para pengunjung dikarantina setelah bepergian ke luar negeri.
BACA JUGA: Episentrum Virus Corona di Australia Longgarkan LockdownDengan tiadanya kasus baru, Andrews mengatakan kepada wartawan bahwa “kita mampu menyatakan sekarang adalah waktunya untuk terbuka. Sekarang waktunya untuk memberi selamat kepada setiap warga Victoria karena bertahan menjalani tugas sulit ini.”
Andrews juga mengatakan bahwa restriksi perjalanan yang membatasi orang-orang untuk bepergian tidak lebih dari 25 kilometer dari rumah mereka akan berakhir pada 8 November, yang akan memungkinkan orang-orang di Melbourne bepergian ke daerah-daerah pedalaman Victoria.
Otoritas kesehatan di Xinjiang, provinsi di bagian barat laut China, telah meluncurkan upaya pengujian yang meluas di Kashgar setelah 137 kasus baru tanpa gejala COVID-19 ditemukan. Kasus-kasus baru itu dideteksi setelah seorang perempuan berusia 17 tahun didapati tanpa gejala. Kasus-kasus tanpa gejala lainnya telah ditelusuri berasal dari sebuah pabrik di mana orang tua remaja tersebut bekerja. Pihak berwenang menyatakan hampir 3 juta orang di Kashgar telah dites sejak wabah dideteksi.
Xinjiang sempat sebentar berada di bawah PSBB yang ketat setelah satu klaster kasus virus corona dideteksi di sana pada bulan Agustus.
BACA JUGA: Perusahaan China Tawarkan Vaksin Virus Corona pada MahasiswaSementara itu, perusahaan farmasi raksasa Inggris-Swedia AstraZeneca, Senin (26/10) mengumumkan bahwa vaksin yang dikembangkannya bersama University of Oxford telah menghasilkan respons imun serupa pada orang-orang dewasa muda dan yang lebih tua, dengan respons negatif yang lebih rendah di kalangan orang-orang lanjut usia.
Pengumuman dari perusahaan tersebut muncul pada hari yang sama ketika harian The Financial Times menyebutkan laporan-laporan awal dari pengujian menunjukkan bahwa vaksin eksperimental yang disebut AZD 1222 itu, menghasilkan respons imun yang kuat pada orang-orang lanjut usia, yang termasuk kelompok orang berisiko tertinggi dari penyakit akibat virus corona itu. [uh/ab]