Mulai dari ritual sarapan Tahun Baru dan ibadah-ibadah Shinto hingga menerima kunjungan kenegaraan serta membuka sidang parlemen, kaisar Jepang punya segudang kegiatan profesional setiap hari selama beliau berkuasa.
Tanggung Jawab
Berdasarkan konstitusi Jepang 1947 pasca perang, kaisar Jepang tidak punya kekuasaan politik. Tapi dia memiliki beberapa tugas yang berhubungan dengan situasi politik Jepang.
Kaisar menandatangani dokumen-dokumen yang meresmikan nominasi perdana menteri, anggota kabinet pemerintahan dan ketua atau presiden Mahkamah Agung
Dia tidak dianggap sebagai kepala negara Jpeang, tapi tetap memainkan peran kunci terkait protokoler, termasuk membuka sesi-sesi persidangan parlemen, mengundangkan undang-undang dan traktat, menganugerahkan tanda kehormatan, dan menerima surat kepercayaan dari duta besar negara asing.
BACA JUGA: Burger ‘Kaisar’ Rp 12,8 Juta Sambut Kaisar Baru JepangSetiap tahun, kaisar menandatangani sekitar seribuan dokumen dan menurut Badan Rumah Tangga Kekaisaran, dia akan memeriksa isi setiap dokumen dengan seksama.
Kunjungan dianggap resmi sebagai kunjungan kenegaraan apabila termasuk jadwal bertemu dengan kaisar dan jamuan kenegaraan untuk tamu kehormatan diadakan di istana.
Resepsi dan Upacara
Pasangan kerajaan juga menghadiri atau memimpin ratusan upacara, resepsi, pertunjukkan, audiensi dan jamuan makan sepanjang tahun. Mereka juga menerima berbagai tamu di istana termasuk para tokoh politik, bisnis dan masyarakat.
Namun mereka harus hati-hati saat berbicara. Anggota keluarga kerajaan dilarang memberikan pernyataan umum tentang sesuatu pendapat yang bisa diartikan mengarah ke situasi politik.
Kaisar juga menjadi bagian penting berbagai ritual agama asli Jepang, Shinto, termasuk doa-doa untuk leluhur kerajaan yang diadakan di istana dan untuk hasil panen yang baik.
Kunjungan dan Lawatan
Pasangan kerajaan melakukan lawatan setidaknya tiga kali dalam setahun di dalam negeri Jepang. Mereka biasanya akan segera melakukan lawatan ke wilayah yang terdampak bencana untuk bertemu dengan para penyintas.
Upaya tersebut tampak saat Kaisar Akihito memberikan pidato khidmat beberapa hari setelah tsunami 2011 untuk menenangkan masyarakat saat terjadi bencana dan kerusakan pada pembangkit nuklir Fukushima.
Dari 2012 hingga 2016, pasangan kerajaan memimpin upacara nasional tahunan untuk menghormati para korban tsunami Maret 2011.
BACA JUGA: Era Baru Jepang Pasca Kaisar AkihitoPasangan kerajaan Jepang juga mengunjungi ratusan tempat penampungan untuk anak-anak, lansia dan difabel di seluruh Jepang.
Dan setiap tahun, mereka memimpin beberapa festival nasional untuk mempromosikan olahraga dan lingkungan hidup.
Baru-baru ini, pasangan kerajaan masih tetap melakukan lawatan luar negeri meski tak sekerap saat masih muda. Kaisar Jepang sekarang menyerahkan sebagian besar acara di luar negeri kepada anggota kerajaan lainnya.
Tradisi dan Hobi
Kaisar dan permaisuri Jepang sangat suka mengarang “waka” sejenis puisi tradisional Jepang.
Setiap Januari, kaisar menyelenggarakan acara membaca puisi-puisi tradisional tentang Tahun Baru di istana. Puisi-puisi yang ditulis pasangan kerajaan dan warga Jepang lainnya dibacakan di depan keluarga kerajaan dan ditayangkan oleh stasiun televisi NHK.
Seperti ayahnya, Hirohito (yang dikenal dengan gelar anumerta Kaisar Showa, sesuai nama masa kekaisarannya), Akihito setiap tahun menanam dan memanen padi dari sebuah ladang di lingkungan kerajaan.
Dia juga seorang ilmuwan yang punya ketertarikan besar terhadap kehidupan laut dan sudah menerbitkan beberapa artikel untuk jurnal.
Permasuri Michiko adalah seorang pianis dan penggemar musik. Dengan bantuan dari pegawai istana, dia mengembangbiakan ulat sutra di sebuah pusat di kediaman kerajaan.
Sebagian dari sutra-sutra yang diproduksi di istana telah digunakan untuk merestorasi artefak tekstil bersejarah yang dimiliki oleh keluarga kerajaan. [ft]