Ketika pindah ke Bangalore di India Selatan 10 tahun lalu setelah diusir dari rumah keluarganya karena transgender, Preethi berharap untuk masa depan yang lebih baik. Namun Preethi (38 tahun), yang hanya menggunakan nama depannya, tidak pernah bisa mendapatkan pekerjaan konsisten.
Selama separuh dari 10 tahun terakhir, cara utamanya mencari uang adalah dengan mengemis di jalanan kota sehingga membuatnya rentan terhadap pelecehan dan kejahatan dengan kekerasan.
Lalu pada bulan Maret tahun lalu, ia mendapat kesempatan untuk mengubah keadaan. Ia mendapat sumbangan becak listrik, dan kini ia menggunakannya untuk mencari nafkah dengan mengangkut penumpang di sekitar jalan-jalan yang macet di Bengaluru.
Preethi mengakui usahanya tidak mudah, mengingat statusnya sebagai transgender. “Awalnya saya tidak diterima dengan mudah. Sampai saat ini sekitar 70 persen orang sudah menerima saya, responsnya baik. Sisanya, 30 persen masyarakat sepertinya membutuhkan waktu untuk menerima saya," jelasnya.
Preethi kini merupakan salah satu dari jutaan pemilik kendaraan listrik di India, namun satu dari sedikit yang menerima kendaraan listrik melalui sumbangan amal. Ia mengatakan bantuan itu memperbaiki nasib orang-orang seperti dirinya.
“Sebelumnya kami biasa mengemis dan mengumpulkan uang atau menari di berbagai tempat. Ketika saya datang ke Bangalore juga, saya melakukan hal yang sama, sampai orang-orang di LSM Shishu Mandir melihat saya mengemis. Direkturnya melihat saya, memberi saya kesempatan ini, dan saya sekarang menjadi pengemudi kendaraan listrik,” imbuhnya.
Preethi dapat dilihat sebagai kisah sukses India dalam upayanya mengurangi emisi yang menyebabkan pemanasan global dengan cara yang menguntungkan orang-orang dari berbagai latar belakang ekonomi, yang dikenal sebagai “transisi yang adil.”
Penjualan kendaraan listrik meroket, dan para ahli mengatakan bahwa sangat penting bagi semua orang untuk mendapatkan manfaat dari langkah besar menuju energi ramah lingkungan ini.
Meskipun sumbangan kendaraan listrik jarang terjadi, para analis mengatakan perusahaan-perusahaan kendaraan listrik dan program-program pemerintah juga dapat membantu mereka yang berpenghasilan rendah, melalui pelatihan, pekerjaan, dan transportasi yang terjangkau.
Badan amal yang menyumbangkan kendaraan listrik Preethi, Shishu Mandir, menerima sumbangan untuk memberikan sejumlah kendaraan listrik yang lebih kecil kepada perempuan dan orang nonbiner untuk digunakan sebagai layanan transportasi antar jemput.
LSM itu bertanya kepada Preethi apakah ia tertarik dan ketika ia menjawab tertarik, sebuah tim dari LSM tersebut memberikan pelatihan, memberinya lisensi, dan mendaftarkan becak listrik atas namanya.
C. Anand dari LSM Shishu Mandir mengungkapkan, program ini dimulai pada masa pandemi. “Pada masa pandemi ini, para transgender kehilangan pekerjaan karena tidak bisa mengemis. Tidak ada orang di jalan, jadi kami mulai memberi mereka jatah setiap bulan. Kami biasa bertemu dengan 100 transgender setiap bulannya dan kami merasa, apa selanjutnya? Bisakah mereka terus mengemis? Jadi kami memulai sekolah mengemudi. Kami mendorong mereka datang untuk mengemudi,” terangnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Sejak Maret tahun lalu, badan amal tersebut telah menyumbangkan 17 becak listrik dan bersiap untuk menyumbangkan lima becak lagi dalam dua bulan ke depan, serta memberikan pelatihan dan lisensi kepada orang-orang yang menerima tawaran.
“Saya pernah berkata kepada Preethi, jika Anda berhasil, komunitas Anda, banyak dari mereka, akan berhasil. Anda bisa menjadi panutan bagi komunitas Anda. Kami siap membantu. Terkadang aku biasa memberitahunya. ‘Lihat, kalian selalu berpikir masyarakat belum siap membantu kalian. Keliru, masyarakat sudah siap. Sekarang terserah pada Anda untuk menerimanya dan bangkit dari keterpurukan," imbuhnya.
Setelah Preethi menyelesaikan pelatihannya, mulai bekerja menimbulkan rasa takut dan kegembiraan yang bercampur aduk.
Kekhawatiran tersebut segera mereda setelah beberapa pengalaman awal yang positif. “Awalnya kami ragu, tapi akhirnya saya mulai dan menyukai ini. Jika jumlahnya perlahan meningkat, seluruh komunitas kami akan mempunyai pekerjaan. Saya sering memikirkan hal ini dan sekarang saya menyarankan semua anggota komunitas saya untuk berhenti mengemis atau melakukan pekerjaan kasar yang selama ini mereka lakukan. Saya meminta mereka untuk ikut dengan saya. LSM seperti Shishu Mandir hadir untuk membantu dan mendukung kami,” jelas Preethi.
Pekerjaan baru Preethi membuahkan hasil. Ia kini mampu membeli rumahnya sendiri, melunasi utangnya, dan menabung setiap bulan untuk pertama kalinya dalam hidupnya.
Ia memiliki pelanggan tetap mulai dari pedagang sayur hingga ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya yang lebih memilih dirinya untuk mengantar putri mereka ke sekolah atau universitas.
Kini ia mendapat penghasilan hingga 2.000 rupee ($24) per hari dan memiliki biaya opearsional yang kecil karena ia tidak perlu membayar bahan bakar dan hanya ada sedikit perawatan. Satu kali pengisian daya memungkinkannya berkendara sejauh lebih dari 90 kilometer, jelasnya.
Beberapa ahli mengatakan badan amal hanya memainkan peran kecil dalam “transisi yang adil”, dan pengalaman Preethi perlu ditiru oleh perusahaan-perusahaan besar dan program-program pemerintah.
Preethi mengatakan dia ingin melihat lebih banyak orang menggunakan kendaraan listrik, khususnya perempuan transgender seperti dirinya.
Sementara itu, ia berharap bisa membeli kendaraan listrik yang lebih besar di masa depan dari pendapatan yang diperolehnya dari mengendarai becak listrik. [ab/uh]