Mengenal Doodle, Tampilan Artistik Google

  • Brian Padden

Tampilan artistik logo Google atau Doodle bisa mendatangkan lebih banyak pengguna internet ke halaman situsnya (foto: dok).

Logo Google tidak pernah berubah, kecuali Doodle-nya, yakni tampilan artitistik yang kadang jenaka dan kadang mencengangkan dengan logo Google tersembunyi di dalamnya dan menjadi terkenal.

Siapa saja yang menggunakan Google kadang-kadang melihat Doodle, logo yang dirancang khusus untuk memperingati hari-hari libur besar, seperti Tahun Baru Imlek, atau peringatan-peringatan yang tidak terkenal, seperti diresmikannya sistem kereta api bawah tanah London 150 tahun lalu, atau penghargaan khusus seperti animasi Zamboni, mesin yang digunakan untuk meratakan gelanggang ice skating.

Tampilan artistik logo Google itu bisa mendatangkan lebih banyak pengguna internet ke halaman situsnya. Namun, Ryan Germick, yang memimpin rancangan Doodle ini, mengatakan nilai Doodle tidak eksplisit ada dalam rencana bisnis Google. “Pertanyaannya adalah mengapa. Tugas kami adalah memberi kejutan dan membuat senang para pengguna laman kami dan membuat Google akrab,” paparnya.

Tidak seperti sisi bisnis Google yang terus menerus menganalisis data dan pemakaian laman, Doodle, katanya, dievaluasi berdasarkan kriteria subyektif. “Kami mengamati jejaring-jejaring sosial, pers. Apakah kami membuat orang tertawa atau tersenyum dengan hal yang kami lakukan? Kami mencoba membina hubungan emosional daripada mengusahakan klik sebanyak-banyaknya,” paparnya lagi.

Jennifer Hom, perancang Doodle, mengatakan timnya menciptakan lebih dari 300 Doodle setiap tahun dalam berbagai bahasa, tetapi tidak menyentuh topik-topik yang berbau politik atau kontroversial. “Kami biasanya mencari hal apa saja yang inovatif, artistik, dan eksentrik, sesuatu yang cocok bagi Google,” ujarnya.

Ia mengatakan ide-ide Doodle bisa berasal dari mana-mana. Banyak Doodle, seperti saran untuk logo interaktif “buckyball,” jenis karbon yang terdiri dari 60 atom dan terlihat seperti molekul, merupakan kreasi mereka sendiri. “Saya tidak pernah dengar hal ini, tetapi ada 10 sampai 12 orang di Google yang suka dengan buckyball,” ujarnya lagi.

Budaya inovasi Google, lingkungan yang santai, perpaduan antara kerja dan bermain membantu proses yang kreatif itu.

Perancang Doodle lainnya Khris Hom, yang tidak ada hubungan keluarga dengan Jennifer, membuat animasi gambar-gambar para seniman. Ia mengatakan, pertama kali ikut dalam tim itu sebagai bagian program untuk mengembangkan inovasi.

“Pertama kali mulai, saya ikut 20 persen dalam proyek, yang merupakan hal luar biasa di Google, di mana para teknisi boleh meluangkan satu hari dalam seminggu atau 20 persen waktu kerja seminggu melakukan apa saja yang mereka sukai. Jadi saya membuat beberapa animasi, dan satu orang dari tim Doodle melihatnya, dan mengatakan, saya bisa memasangnya di laman Google, dan saya suka melakukannya sejak itu,” katanya.

Perancang-perancang Doodle Google ini mengatakan karya seni lucu ini mencerminkan budaya inovasi dan konsep bahwa Google merupakan tempat yang menyenangkan untuk bekerja atau dikunjungi secara online.