Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan meresmikan gedung bersejarah "The Heritage Building" yang berada di kompleks Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jakarta, Kamis (23/1) pagi.
Dalam pidatonya, Donovan menyebut bahwa peresmian gedung ini merupakan momen yang unik, karena dengan melihat gedung ini seakan membawanya kilas balik dan merasakan semangat demokrasi rakyat Indonesia.
"The Heritage Building" atau yang juga disebut dengan “Gedung Sjahrir” ini pada Mei 1949-Desember 1949 dijadikan kantor dan kediaman bagi delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Perdana Menteri pertama Indonesia 1945-1947 Sutan Sjahrir, yang pada saat itu merupakan penasihat khusus untuk Presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Delegasi Sjahrir menggunakan gedung ini untuk persiapan Konferensi Meja Bundar yang menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia dari Belanda.
“Jerih payah mereka pada konferensi tersebut, dan juga upaya ribuan rakyat Indonesia di seluruh kepulauan ini membuka jalan, untuk perjanjian yang menghasilkan serah terima kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949,” ujar Donovan saat meresmikan The Heritage Building, di Kompleks Kedubes AS, Jakarta, Kamis (23/1).
Lanjutnya, peresmian “Gedung Sjahrir” tersebut melambangkan hubungan yang hangat seperti layaknya sahabat antara Amerika Serikat dan Indonesia yang sudah terjalin selama 70 tahun lamanya.
Ia pun sangat berterimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh pemerintah kepada pihaknya, untuk merawat bagian dari tonggak sejarah lahirnya kemerdekaan Indonesia.
“Jadi Heritage Building ini melambangkan keteguhan, kehandalan, kemitraan, dan persahabatan antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Seperti yang saya katakan pada pidato saya, Gedung Kedubes AS kami bukti komitmen AS untuk masa depan dan kesejahteraan bersama,” jelasnya.
Untuk dapat mengenalkan dan melestarikan sejarah bangsa Indonesia terutama kepada anak-anak muda, pihaknya berencana untuk membuka tur bagi masyarakat agar bisa melihat The Heritage Building ini. Namun karena alasan keamanan, ujar Donovan, rencana ini masih harus dimatangkan lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sangat mengapresiasi pihak Kedubes AS yang mau menjaga dan merawat warisan budaya dan sejarah yang sangat penting bagi Indonesia. Ia berharap, pihak Kedubes AS bisa membuka tur khusus untuk anak-anak sekolah, agar pengetahuan tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dapat tersalurkan kepada para generasi penerus bangsa ini.
“Kita berharap ini nantinya akan menjadi tempat, di mana masyarakat juga secara terbatas tentunya bisa ikut menikmati khususnya para pelajar, tentu dengan pertimbangan keamanan, karena berada di dalam kompleks. Tapi bahwa bangunan ini sendiri, ditegakkan kembali, dirawat itu tindakan yang kami sangat apresiasi sekali dan kita nanti berharap ke depan di tempat ini akan banyak bahan-bahan cerita, seperti yang disampaikan oleh Pak Wamen tadi, menjadi pelajaran bagi kita semua,” jelas Anies.
Your browser doesn’t support HTML5
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan gedung Kedubes AS di Jakarta ini merupakan gedung yang termegah di antara gedung-gedung Kedubes AS di dunia. Hal ini, bertambah spesial karena ada bangunan bersejarah untuk Indonesia di dalamnya. Apalagi pada saat itu ada peran dari pihak AS, sehingga menjadikan nilai sejarahnya sangat tinggi.
Menurutnya, hal semacam itu akan mempererat hubungan persahabatan antara Amerika Serikat dan Indonesia.
“Nilai sejarahnya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada saat itu yang juga melibatkan peran serta dari pihak-pihak di AS, saat melakukan perundingan-perundingan. Kalau mau mulai lebih detail lagi bahkan mulai dari perundingan di kapal Renville, kemudian di Belanda adalah perundingan meja bundar yang disampaikan bahwa di gedung inilah aslinya dulu beberapa diskusi terjadi baik dari kacamata para perunding negosiator Indonesia, maupun dengan mitra dan wakil dari AS. Jadi saya apresiasi nilai sejarahnya, nilai sejarah diplomasinya, tentu juga nilai kita mempertahankan kemerdekaan,” ujar Mahendra.
The Heritage Building ini, saat ini menjadi tempat pameran yang mengisahkan sejarah perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekaan dan kedaulatan, serta peran AS dalam mendukung kemerdekaan Indonesia.
Dalam pameran itu, terdapat beberapa momen bersejarah yang dipamerkan seperti Konferensi Meja Bundar, Piagam Atlantik (The Atlantic Charter), dan Kapal Angkut Tempur Kelas Haskell milik Angkatan Laut AS, USS Renville (APA-277) tempat penandatanganan Perjanjian Renville antara Indonesia dan Belanda yang difasilitasi oleh Amerika Serikat. [gi/lt]