Pasukan Amerika mundur dari pangkalan terbesar mereka di Suriah utara pada hari Minggu. Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan semua pasukan Amerika yang meninggalkan Suriah akan dikerahkan ke Irak barat dan melanjutkan operasi anti-teroris melawan pemberontak ISIS di wilayah tersebut.
Esper mengatakan lebih dari 700 tentara Amerika akan dialihkan ke Irak, bukan kembali ke Amerika dalam waktu dekat, seperti dikatakan Presiden Donald Trump.
Esper tidak mengesampingkan kemungkinan serangan kontra-teroris Amerika dari Irak ke Suriah. Tetapi ia mengatakan rencana akan disesuaikan dari waktu ke waktu dan termasuk diskusi dengan sekutu pada pertemuan NATO dalam beberapa hari ke depan. Ia mengatakan jika pasukan Amerika kembali ke Suriah mereka akan dilindungi oleh pesawat Amerika.
Saat ini terdapat sekitar 5.000 tentara Amerika di Irak sesuai perjanjian antara Irak dan Amerika. Pada tahun 2011, Amerika keluar dari Irak ketika operasi tempur berakhir di sana, tetapi kembali dalam tiga tahun kemudian ketika ISIS mengambil alih sebagian besar wilayah negara itu sebelum kemudian kehilangan territorial yang dikuasainya.
Trump, dalam komentar di Twitter, mengutip kembali esensi dari penilaian Esper tentang situasi militer di Suriah utara, sambil menambahkan pernyataan membingungkan yang tidak dikatakan Esper, "Kita telah mengamankan Minyak." Belum jelas Trump merujuk ke mana terkait minyak itu.
Hari Minggu (20/10), kelompok utama yang dipimpin Kurdi di Suriah, Pasukan Demokratik Suriah, mengatakan telah mengevakuasi pejuangnya dari kota Ras al-Ayn di utara. Turki mengatakan, pihaknya memantau dengan seksama 86 kendaraan ditarik ke kota Tal Tamr dan menginginkan para pejuang Kurdi menjauh dari perbatasannya dengan Suriah.(ka/jm)