Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, pada Kamis (7/11) mengatakan bahwa Israel telah membuat sejumlah kemajuan dalam membawa masuk bantuan ke Gaza, tetapi masih banyak lagi yang perlu dilakukan.
Pada bulan lalu, AS memberitahu Israel dalam sepucuk surat bahwa Israel harus mengambil langkah-langkah pada bulan berikutnya untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza atau berisiko menghadapi pembatasan bantuan militer dari Washington.
Surat itu mencatat secara spesifik langkah-langkah yang harus diambil pemerintah Israel dalam 30 hari, di antaranya mengizinkan sedikitnya 350 truk memasuki Gaza setiap hari dan menerapkan jeda pertempuran agar pengiriman bantuan dapat berlangsung.
Presiden AS Joe Biden akan terus bekerja untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengupayakan penyelesaian di Lebanon sebelum meninggalkan jabatannya pada Januari, kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan pada Kamis.
Departemen Luar Negeri AS juga akan bekerja ke arah pencapaian target itu, kata juru bicara Matthew Miller kepada wartawan hari Kamis.
BACA JUGA: Israel Lancarkan Serangan Udara Besar-besaran ke Pinggiran Beirut“Kami akan terus mengupayakan diakhirinya perang di Gaza, diakhirinya perang di Lebanon, peningkatan bantuan kemanusiaan,” kata Miller.
“Menteri luar negeri terus percaya bahwa diakhirinya konflik di Gaza bukan hanya merupakan kepentingan rakyat Palestina, tetapi juga kepentingan Israel,” tambah Miller.
Sebelumnya, juru bicara PBB Stephanie Tremblay mengatakan, militer Israel meningkatkan serangan udara di berbagai penjuru Jalur Gaza dan memerintahkan lebih banyak lagi evakuasi.
“Hari ini, orang-orang yang tinggal di beberapa daerah di Gaza Utara dan provinsi Gaza diperintahkan keluar lagi oleh otoritas Israel,” kata Tremblay kepada wartawan.
Ia mengatakan sekitar 14 ribu orang Palestina yang mengungsi sekarang ini tinggal di tempat-tempat penampungan dan lokasi lainnya di daerah itu.
Pekerja bantuan kemanusiaan terus berjuang untuk membantu warga. Hingga Rabu, kantor kemanusiaan PBB mengatakan satu-satunya bantuan PBB yang diizinkan memasuki Gaza Utara sejak dimulainya pengepungan Israel di wilayah tersebut satu bulan silam, adalah pasokan yang dikirim ke rumah sakit-rumah sakit selama misi evakuasi medis.
“Serangan Israel menghalangi orang-orang Palestina mengakses kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup mereka,” kata Tremblay.
Terlepas dari pertikaian yang terus berlangsung, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitra-mitranya berhasil mengevakuasi 90 pasien dari Gaza, termasuk 38 anak-anak, pada Rabu. PBB mengatakan lebih dari 30 pasien yang dievakuasi itu mengidap kanker dan 12 lainnya mengalami luka parah. Bersama dengan pendamping mereka, para pasien dikirim ke Uni Emirat Arab dan Rumania untuk mendapat perawatan. [uh/ns]