Menhan: AS Tetap Pimpin Perlawanan Terhadap ISIS

Menteri Pertahanan AS Ash Carter berbicara kepada wartawan di pangkalan udara Qayyara di Mosul, Irak (11/12). (AP/Robert Burns)

Para analis mengatakan tampaknya jelas bahwa strategi Trump akan berbeda, tetapi rinciannya belum diketahui.

Menteri Pertahanan AS Ash Carter telah meyakinkan mitra-mitra koalisi bahwa Amerika Serikat akan tetap menjadi pelaku utama dalam perjuangan melawan militan Negara Islam (ISIS) di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump mendatang.

"Saya tidak dapat menjamin. Saya tidak bisa bicara untuk pemerintahan yang akan datang. Tetapi, saya memiliki keyakinan pada kampanye koalisi masa depan," kata Carter kepada rekan-rekannya dari koalisi 14 negara yang mengadakan pertemuan di London, hari Kamis (15/12).

"Saya yakin bahwa berdasarkan hasil yang kita lihat dan kekuatan koalisi kita, Amerika dan militernya akan terus bersama Anda sebagai mitra terkemuka dalam perang ini," katanya.

Carter membuka pertemuan koalisi terakhir dalam pemerintahan Obama, pertemuan yang dibayangi oleh pertanyaan dari mitra-mitra Eropa tentang strategi pemerintahan Trump untuk melawan kelompok ISIS.

Di bawah Presiden Barack Obama, Amerika menempatkan 5.000 tentara di Irak, mengandalkan tim kecil pasukan operasi khusus dan para penasihat yang membantu pasukan lokal.

Trump mengecam hal itu sebagai respon yang tidak cukup dan lambat dalam menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS, yang memungkinkan para militan itu menjadi kuat di Irak dan Suriah.

Calon presiden terpilih untuk menjadi menteri pertahanan, Jenderal purnawirawan James Mattis, menggambarkan pendekatan pemerintahan Obama terhadap ISIS "penuh dengan tindakan setengah-setengah," dan mengatakan presiden berikutnya "akan mewarisi kekacauan."

Para analis mengatakan tampaknya jelas bahwa strategi Trump akan berbeda, tetapi rinciannya belum diketahui. [sp/isa]