Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant hari Senin (9/10) memerintahkan "pengepungan total" di Gaza, dengan mengatakan pihak berwenang akan memutus aliran listrik dan memblokir masuknya makanan dan bahan bakar.
“Kami kini memberlakukan pengepungan total di Gaza. Tidak akan ada listrik, makanan, air, bahan bakar. Semua akan ditutup. Kami melawan manusia binatang, dan kami akan bertindak sesuai hal itu.”
Israel dan Mesir telah memberlakukan blokade dalam berbagai tingkat di wilayah itu sejak Hamas merebut kekuasaan dari pasukan Palestina pada tahun 2007.
Gallant mengatakan Israel sedang berperang dengan "manusia yang tidak berperikemanusiaan," menggunakan bahasa yang tidak manusiawi yang sering digunakan oleh kedua pihak ketika ketegangan meningkat. Ini disampaikannya lebih dari dua hari setelah kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak dari Gaza ke bagian selatan Israel.
BACA JUGA: Jusuf Kalla: Serangan Hamas ke Israel Beralasan, MUI dan PBNU Ikut BicaraIsrael pada hari Minggu (8/10) secara resmi menyatakan perang, menandakan pertempuran yang lebih besar pada masa depan, dan kemungkinan serangan darat ke Gaza; langkah yang pada masa lalu telah menimbulkan semakin banyak korban jiwa.
Sebagai tanggapan, Israel menyerang lebih dari 1.000 target di Gaza, sementara tank-tank dan drone menjaga celah-celah di pagar perbatasan untuk mencegah penyusupan lebih lanjut.
Hamas masih terus menembakkan rentetan roket, memicu sirene serangan udara di Yerusalem dan Tel Aviv. Sekitar 1.400 orang telah tewas di kedua pihak.
Hamas telah dicap sebagai organisasi teroris oleh Barat dan Israel.
BACA JUGA: Serangan Hamas, Tragedi Terbaru dalam Siklus Panjang Kekerasan di Timur TengahHamas menolak untuk mengakui negara Israel dan menentang perjanjian perdamaian sementara Oslo yang dinegosiasikan oleh Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina pada pertengahan tahun 1990-an.
Hamas memenangkan pemilihan parlemen Palestina pada tahun 2006, dan merebut kendali penuh atas Gaza pada tahun 2007, setelah mengusir pasukan yang setia kepada saingan politiknya, Presiden Palestina yang diakui secara internasional, Mahmoud Abbas.
Hamas Ancam Bunuh Satu Sandera untuk Setiap Serangan Udara Israel di Gaza
Sementara itu, Brigade Al Qassam, sayap bersenjata kelompok militan Hamas, telah memperingatkan bahwa mereka akan membunuh seorang sandera Israel setiap kali militer Israel mengebom sasaran sipil di Jalur Gaza tanpa memberi peringatan lebih dulu.
Dalam sebuah pesan audio yang dirilis Senin malam (9/10), juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Obeida, mengatakan ancaman itu merupakan tanggapan terhadap serangan udara intens yang diarahkan Israel ke daerah-daerah sipil.
"Kami menyatakan bahwa untuk setiap tindakan menarget orang-orang kami di rumah mereka, tanpa peringatan sebelumnya, akan dibalas dengan eksekusi terhadap sandera sipil yang kami tahan. Kami dipaksa untuk menyiarkannya dengan audio dan video. Dengan keputusan ini, kami meminta Israel untuk bertanggung jawab. Bola ada di tangan Israel sekarang,” ujar Abu Obeida.
Belum ada tanggapan dari pihak Israel terhadap ancaman itu. [em/ka]