Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pada Senin (15/1) malam bahwa tentaranya mengakhiri fase operasi darat intensif di Gaza, setelah menguasai bagian utara wilayah tersebut.
Ia mengatakan bahwa militer Israel juga akan segera memperluas kendalinya di bagian selatan Jalur Gaza.
Ia menekankan bahwa pemerintah Israel harus mulai membahas rencana konkret mengenai Gaza pascaperang, yang semestinya dikelola oleh pemerintahan Palestina yang “tumbuh dari dalam Gaza,” ujar Gallant.
“Pemerintahan masa depan di Gaza harus tumbuh dari dalam Jalur Gaza dan didasarkan pada kekuatan yang tidak memusuhi Negara Israel, dan mengangkat pejabat sipil yang peduli pada kesejahteraan penduduk Gaza, dan tidak merugikan penduduk Negara Israel,” ujarnya di hadapan wartawan.
BACA JUGA: PBB Serukan Lebih Banyak Titik Masuk bagi Bantuan ke Gaza“Pada akhir perang di Gaza, tidak akan ada ancaman militer dari Gaza, Hamas tidak akan mampu mengendalikan dan berfungsi sebagai kekuatan militer di Jalur Gaza, dan IDF akan memiliki kebebasan penuh untuk mengambil tindakan apa pun yang dipilihnya demi melindungi warga negara Israel,” tambahnya.
100 hari setelah perang di Gaza berkecamuk, Kementerian Kesehatan Hamas mengatakan bahwa lebih dari 24.100 orang tewas.
Kementerian itu mengatakan bahwa dua pertiga korban tewas akibat perang itu adalah perempuan dan anak-anak, meski mereka tidak memisahkan korban dari kalangan petempur dan yang bukan.
Israel sendiri mengklaim telah menghabisi nyawa 8.000 militan di Gaza.
Serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel selatan yang memicu kembali perang di Gaza telah menyebabkan 1.200 warga Israel tewas dan 250 lainnya diculik. [rd/jm]