Menteri pertahanan Korea Selatan, Jumat (17/2) bersikeras menyatakan bahwa militer negaranya tidak melakukan pembantaian apa pun selama Perang Vietnam. Ia juga mengindikasikan bahwa pemerintah akan mengajukan banding atas putusan pengadilan yang memerintahkan kompensasi untuk seorang perempuan Vietnam yang kehilangan beberapa kerabatnya karena penembakan yang dilakukan oleh sejumlah marinir Korea Selatan pada tahun 1968.
Ketika ditanya tentang keputusan Pengadilan Distrik Pusat Seoul minggu lalu, Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-Sup mengatakan kepada sebuah komisi parlemen bahwa kementeriannya yakin bahwa "sama sekali tidak ada pembantaian yang dilakukan oleh pasukan kami" selama Perang Vietnam.
“Kami tidak bisa menerima putusan itu. Kami akan mengadakan diskusi dengan instansi-instansi terkait untuk menentukan langkah hukum selanjutnya,'' kata Lee.
Pengadilan memerintahkan pemerintah Korea Selatan membayar 30 juta won ($23.000) kepada Nguyen Thi Thanh yang berusia 62 tahun, yang selamat dari luka tembak tetapi kehilangan lima anggota keluarganya, termasuk ibu dan dua saudara kandungnya, setelah sejumlah marinir Korea Selatan menyerbu desanya, Phong Nhi di Vietnam tengah, pada 12 Februari 1968.
Menurut dokumen militer AS dan orang-orang yang selamat, lebih dari 70 orang tewas hari itu ketika sejumlah marinir Korea Selatan diduga menembaki warga sipil tak bersenjata saat menduduki Phong Nhi dan Phong Nhut di dekatnya. Tindakan tersebut dilakukan setelah setidaknya satu tentara Korea Selatan terluka oleh tembakan musuh di dekatnya.
Putusan minggu lalu menandai pertama kalinya pengadilan Korea Selatan memutuskan pemerintah bertanggung jawab atas pembunuhan massal warga sipil Vietnam selama perang dan berpotensi membuka jalan bagi tuntutan hukum serupa. Korea Selatan, yang saat itu diperintah oleh para pemimpin militer anti-komunis, mengirim lebih dari 320.000 tentara ke Vietnam, kontingen asing terbesar yang berperang bersama pasukan AS.
Sementara beberapa aktivis mengklaim pasukan Korea Selatan bertanggung jawab atas pembantaian ribuan warga sipil selama Perang Vietnam, kekejaman itu tidak berdampak signifikan terhadap hubungan dengan Vietnam, yang pertumbuhan ekonominya sangat bergantung pada investasi Korea Selatan.
Terkait pemberian kompensasi kepada Thanh, pengadilan menolak klaim pemerintah bahwa tidak ada bukti konklusif bahwa militer Korea Selatan bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Pengacara pemerintah bahkan menyatakan bahwa penyerang mungkin adalah pejuang Vietcong yang menyamar dengan seragam Korea Selatan yang mencoba melakukan perang psikologis. [ab/lt]