Peran perempuan seringkali dipandang sebelah mata, namun tidak jarang peran perempuan justru mampu memberikan perubahan yang sangat berarti bagi kemajuan sebuah kehidupan.
Melalui peran perempuan, sesuatu yang dipandang sulit ternyata mampu membawa hasil yang baik bagi kehidupan sosial suatu masyarakat.
Lebih dari 30 orang penyandang disabilitas atau difabel menjadi pekerja pada sebuah usaha di bidang kerajinan tangan milik Titik Winarti, yang membawanya meraih penghargaan International Visitor Leadership Program untuk kategori Women and Enterpreneurship dari Amerika Serikat.
Dipilihnya penyandang disabilitas sebagai karyawan menurut Titik Winarti, merupakan wujud keinginannya melakukan perubahan pada kehidupan sosial kemasyarakatan, dimana kelompok disabilitas belum mendapat banyak tempat pada bidang pekerjaan. Titik berharap peningkatan hidup masyarakat dapat semakin meningkat, terlebih kelompok disabilitas untuk dapat memiliki bidang usaha sendiri.
Pada kelompok masyarakat tertentu seperti di Madura, perempuan masih dianggap sebelah mata dan tidak banyak memiliki peranan dan prestasi di masyarakat. Melalui program Indonesian Girls Leading Our World (IGLOW), para relawan Peace Corps mencoba mengajak generasi muda khususnya perempuan, untuk meningkatkan kualitas serta kemampuan diri di tengah masyarakat. Menurut relawan Peace Corps, Britteney Laurenceau, perempuan di Madura harus melihat kenyataan bahwa sudah semakin banyak perempuan berprestasi di masyarakat, pada berbagai bidang kehidupan ekonomi, sosial dan politik.
Menurut Public Affairs Officer Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Andrew Michael Veveiros, tokoh perempuan Amerika Serikat Racher Carson yang menemukan pengganti pestisida pada tanaman, menjadi contoh agar perempuan dapat menjadi agen pembawa perubahan di masyarakat.
“Pesan dari kegiatan ini adalah semua bisa menjadi agents of social change, agen perubahan, seperti peran Racher Carson di Amerika Serikat. Dia menulis buku terkenal berjudul Silent Spring.”
Lebih dari 30 orang penyandang disabilitas atau difabel menjadi pekerja pada sebuah usaha di bidang kerajinan tangan milik Titik Winarti, yang membawanya meraih penghargaan International Visitor Leadership Program untuk kategori Women and Enterpreneurship dari Amerika Serikat.
Dipilihnya penyandang disabilitas sebagai karyawan menurut Titik Winarti, merupakan wujud keinginannya melakukan perubahan pada kehidupan sosial kemasyarakatan, dimana kelompok disabilitas belum mendapat banyak tempat pada bidang pekerjaan. Titik berharap peningkatan hidup masyarakat dapat semakin meningkat, terlebih kelompok disabilitas untuk dapat memiliki bidang usaha sendiri.
Pada kelompok masyarakat tertentu seperti di Madura, perempuan masih dianggap sebelah mata dan tidak banyak memiliki peranan dan prestasi di masyarakat. Melalui program Indonesian Girls Leading Our World (IGLOW), para relawan Peace Corps mencoba mengajak generasi muda khususnya perempuan, untuk meningkatkan kualitas serta kemampuan diri di tengah masyarakat. Menurut relawan Peace Corps, Britteney Laurenceau, perempuan di Madura harus melihat kenyataan bahwa sudah semakin banyak perempuan berprestasi di masyarakat, pada berbagai bidang kehidupan ekonomi, sosial dan politik.
Menurut Public Affairs Officer Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Andrew Michael Veveiros, tokoh perempuan Amerika Serikat Racher Carson yang menemukan pengganti pestisida pada tanaman, menjadi contoh agar perempuan dapat menjadi agen pembawa perubahan di masyarakat.
“Pesan dari kegiatan ini adalah semua bisa menjadi agents of social change, agen perubahan, seperti peran Racher Carson di Amerika Serikat. Dia menulis buku terkenal berjudul Silent Spring.”