Menkeu AS: Dibutuhkan $3 Triliun per Tahun untuk Pembiayaan Iklim

Menteri Keuangan AS Janet Yellen berpidato selama acara G20 di Barra da Tijuca, Rio de Janeiro, Brasil, pada 25 Juli 2024. (Foto: REUTERS/Tita Barros)

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengungkapkan pada Sabtu (28/7) bahwa transisi global menuju ekonomi rendah karbon membutuhkan investasi tambahan sebesar $3 triliun per tahun hingga 2050. Jumlah ini jauh di atas tingkat pembiayaan saat ini. Meskipun demikian, upaya untuk mengatasi kesenjangan ini bisa menjadi peluang ekonomi terbesar abad ke-21.

Berbicara di Belem, kota gerbang Amazon di Brazil, Yellen menyatakan bahwa mencapai tujuan emisi nol bersih tetap menjadi prioritas utama pemerintahan Biden-Harris. Namun ia menekankan bahwa upaya tersebut membutuhkan kepemimpinan yang jauh melampaui batas-batas AS.

"Mengabaikan penanganan perubahan iklim dan hilangnya alam serta keanekaragaman hayati bukan hanya kebijakan lingkungan yang buruk. Ini adalah kebijakan ekonomi yang buruk," kata Yellen dalam pidatonya setelah menghadiri pertemuan para pemimpin keuangan G20 pada Kamis dan Jumat di Rio de Janeiro.

BACA JUGA: Biden: Mengabaikan Perubahan Iklim adalah Tindakan Mematikan dan Tak Bertanggung Jawab

Pada 2022, sejumlah negara maju menggenlontorkan dan memobilisasi dana iklim sebesar $116 miliar bagi negara-negara berkembang, 40 persen di antaranya berasal dari bank pembangunan multilateral (MDB). Yellen mengungkapkan bahwa bank-bank seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Inter-Amerika (IDB) kini telah menetapkan target baru.

Menurut Yellen, kebutuhan pendanaan tersebut merupakan "peluang ekonomi terbesar di abad ke-21" dan dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan lebih inklusif, termasuk bagi negara-negara yang kekurangan investasi.

Saat berada di Belem, Yellen bertemu dengan menteri keuangan dari negara-negara di lembah Amazon dan Presiden IDB Ilan Goldfajn. Ia menegaskan kembali komitmen AS terhadap platform ‘Amazonia Forever’ milik bank tersebut, yang menawarkan pendekatan holistik untuk pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut melalui pendanaan, persiapan proyek, dan kolaborasi.

"Kami berharap program ini akan memberikan insentif bagi investasi sektor swasta yang lebih besar di kawasan yang mendukung alam," tambahnya.

BACA JUGA: Kekeringan Timbulkan Kerugian 700 Juta Dolar AS di Terusan Panama

Hampir dua tahun lalu, Yellen mengimbau MDB untuk memperluas misi dan kapasitas pinjaman mereka guna memasukkan upaya penanggulangan perubahan iklim. Ia menegaskan bahwa hal ini kini telah menjadi bagian dari inti mereka. Namun, investasi swasta dalam jumlah besar tetap diperlukan. Departemen Keuangan AS, Kementerian Keuangan Brazil, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya sedang berusaha meningkatkan keterlibatan dengan sektor swasta.

Yellen mengatakan bahwa bank-bank harus mengembangkan model bisnis baru untuk memobilisasi investasi yang mendukung pelestarian alam dan keanekaragaman hayati. Hal ini dilakukan sambil memperkuat ekonomi dan memajukan transisi iklim.

Pada Sabtu (27/7), Yellen memperkenalkan inisiatif baru bersama negara-negara di kawasan lembah Amazon, yakni Brazil, Kolombia, Ekuador, Guyana, Peru, dan Suriname. Inisiatif tersebut bertujuan memerangi kejahatan lingkungan, seperti penebangan liar serta pemanenan satwa liar dan mineral, yang mengancam keanekaragaman hayati dan ekosistem Amazon. [ah/ft]