Menkeu AS: Gejolak Keuangan Dorong Bank-bank AS Waspada

Menteri Keuangan Janet Yellen bersaksi di depan Komite Keuangan Senat tentang permintaan anggaran yang diusulkan Presiden Joe Biden untuk tahun fiskal 2024, Kamis, 16 Maret 2023. (Foto: AP)

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan sektor perbankan negara tersebut mungkin akan lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman menyusul gejolak baru-baru ini di sektor tersebut. Meski demikian, Yellen memprediksi pertumbuhan PDB AS masih "moderat.”

Sektor keuangan terguncang oleh penutupan dramatis Silicon Valley Bank (SVB) di California.

Kejatuhan SVB segera diikuti oleh kegagalan bank regional AS lainnya. Hal itu juga mendorong dilakukannya merger di bawah tekanan antara Credit Suisse, raksasa perbankan investasi Swiss, dan pesaingnya, UBS.

Kemungkinan bank akan "agak lebih berhati-hati" dalam beroperasi, termasuk dalam mengeluarkan pinjaman untuk rumah tangga dan bisnis, ujar Yellen dalam wawancara dengan CNN.

BACA JUGA: Menkeu AS: “Saya Tidak Akan Bersikap Negatif Berlebihan atas Ekonomi Global”

Sikap kehati-hatian ini, kata Yellen, dapat mengakibatkan pengetatan ketersediaan kredit, seiring dengan kenaikan suku bunga yang dapat membebani kegiatan ekonomi, dan juga dapat berkontribusi terhadap perlambatan inflasi.

Pada konferensi yang digelar Selasa, Yellen mengindikasikan bahwa dia "pada tahap ini tidak benar-benar melihat bukti yang menunjukkan adanya kontraksi dalam kredit."

Terlepas dari gejolak sektor perbankan, Yellen mengatakan kepada CNN, proyeksinya untuk ekonomi AS tetap sama: "Saya pikir prospeknya tetap satu untuk pertumbuhan moderat dan pasar tenaga kerja yang kuat dengan inflasi yang turun."

"Saya tidak melihat apa pun saat ini yang cukup dramatis atau cukup signifikan dalam pandangan saya untuk mengubah pandangan secara signifikan," tuturnya. [ah/ft]