Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen berkunjung ke China pada minggu ini untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan tujuan menstabilkan lebih lanjut hubungan keuangan dan ekonomi kedua negara.
Selama kunjungan tersebut, Yellen diharapkan akan dapat menekan China mengenai subsidi untuk energi bersih dan industri yang melebihi kapasitas. Menurut catatannya, hal itu “merugikan perusahaan dan para pekerja Amerika, juga di seluruh dunia.”
Kunjungan dari tanggal 3 hingga 9 April itu merupakan kunjungan kedua Yellen ke China, dan dilakukan sehari setelah Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping berbicara lewat telepon untuk pertama kalinya sejak pertemuan keduanya pada bulan November lalu.
BACA JUGA: Gedung Putih: Pembicaraan Telepon Biden, Xi ‘Jujur dan Konstruktif’Kunjungan tersebut juga dilakukan ketika pengawasan terhadap Beijing semakin intensif menjelang pemilihan presiden AS, serta pembatasan penjualan barang-barang teknologi tinggi ke China yang semakin diperketat.
Menurut kantor berita Xinhua, setelah pembicaraan telepon selama 105 menit, Xi memperingatkan Biden bahwa Amerika Serikat telah “menciptakan risiko” dengan menekan perdagangan dan pengembangan teknologi China.
Selain pertemuan dengan petinggi ekonomi China, Wakil Perdana Menteri He Lifeng, serta sejumlah pejabat pemerintahan pusat, Yellen disebut juga akan bertemu dengan sejumlah mahasiswa, profesor, dan pemimpin usaha. [ti/jm]