Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyatakan kepada Perdana Menteri China Li Qiang bahwa hubungan Washington dan Beijing dapat berkembang hanya jika ada komunikasi langsung dan transparan. Pernyataan tersebut mengemuka ketika keduanya melakukan diskusi tingkat tinggi selama dua hari di Beijing pada Minggu (7/4).
Yellen tiba di Beijing dari kota selatan Guangzhou pada Sabtu (6/4) malam, setelah serangkaian pertemuan dengan rekan sejawatnya, Wakil Perdana Menteri He Lifeng.
Kedua negara sejak itu sepakat untuk mengadakan pembicaraan mengenai pertumbuhan yang seimbang di bawah kelompok kerja yang ada, yang memungkinkan para pejabat untuk membahas kekhawatiran utama AS mengenai “kelebihan kapasitas”.
BACA JUGA: China Tolak Ajakan Menkeu AS dalam Batasi Kapasitas Barang Ramah LingkunganPeningkatan dukungan pemerintah China terhadap industri dapat meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga berpotensi menekan harga ekspor di pasar global, yang dapat melemahkan pesaing internasional.
Washington sangat prihatin dengan fenomena tersebut yang terjadi pada industri baru seperti kendaraan listrik dan energi surya.
“Meskipun masih banyak yang harus kita lakukan, saya yakin, selama setahun terakhir, kita sudah menempatkan hubungan bilateral kita pada pijakan yang lebih stabil,” katanya dalam pidato pembuka di hadapan Perdana Menteri Li.
Yellen menekankan bahwa daripada mengabaikan perbedaan, penting bagi kedua negara untuk memahami bahwa kemajuan hanya dapat dicapai melalui komunikasi langsung dan terbuka satu sama lain.
BACA JUGA: Biden Peringatkan China Tak Campur Tangan dalam Pemilu ASYellen menambahkan bahwa kedua negara yang merupakan dua perekonomian terbesar di dunia, memiliki kewajiban untuk “mengelola hubungan kita yang kompleks secara bertanggung jawab.” Baik AS dan China juga dinilai harus menunjukkan kepemimpinan mereka dalam menghadapi tantangan global.
Pada Sabtu, Departemen Keuangan mengumumkan bahwa pejabat AS dan China akan memulai pembicaraan di bawah kelompok kerja yang sudah ada untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah pencucian uang.
Washington telah berupaya bekerja sama dengan Beijing untuk mengekang jalur pasokan produksi fentanil, obat penghilang rasa sakit sintetis yang menjadi penyebab epidemi overdosis di AS.
Pada pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri He, Yellen juga menegaskan kepada perusahaan-perusahaan di China untuk tidak memberikan dukungan kepada perang Rusia di Ukraina, termasuk dukungan terhadap basis industri pertahanan di Moskow. Ia memperingatkan akan adanya "konsekuensi signifikan". [ah/ft]