Dalam jumpa pers secara virtual dari kantornya di Jakarta, Kamis (9/4), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan arus kepulangan warga negara Indonesia dari Malaysia meningkat sejak negara jiran itu menerapkan Movement Control Order (MCO) pada 18 Maret lalu. Hingga 8 April, jumlahnya yang pulang melalui jalur laut dan jalan darat sudah mencapai 47.001
"Kalau kita lihat dari grafik yang disiapkan dari perlintasan melalui laut, maka pada 18 Maret memang terjadi peningkatan yang cukup signifikan, yaitu warga negara Indonesia yang pulang dari empat pelabuhan di Malaysia yaitu Pelabuhan Stulang Laut, Pelabuhan Puteri Harbour, Pelabuhan Pasir Gudang, dan Pelabuhan Pasir Kukup jumlahnya 3.330," kata Retno.
Angkanya terus menurun setelah itu. Selama 1-8 April, lanjut Retno, jumlah warga Indonesia yang pulang dari keempat pelabuhan di Malaysia itu ke pelabuhan di Batam dan tanjung Balai Karimun rata-rata 500-700 orang per hari.
Your browser doesn’t support HTML5
Sedangkan kepulangan WNI dari Malaysia melalui jalan darat lewat pintu Entikong, Sekadau, dan Arup juga meningkat sejak berlakunya MCO. Pada 18 Maret, jumlah warga Indonesia yang pulang sebanyak 601 orang.
Setelah itu terjadi penurun. Selama 1-8 April rata-rata yang pulang 200 orang tiap hari. Retno menambahkan total warga Indonesia yang pulang dari Malaysia lewat jalan darat sebanyak 6.572 orang.
Selain itu, lanjut Retno, kantor perwakilan diplomatik Indonesia di Malaysia telah membagikan bantuan sembako kepada warga Indonesia yang paling terdampak oleh pemberlakuan MCO. Per 8 April 2020, sekitar 30.120 paket sembako telah dibagikan dan organisasi masyarakat ikut menyumbangkan 25 ribu paket sembako.
BACA JUGA: Antisipasi Meluasnya Corona, Pemerintah Akan Pulangkan WNI di Luar NegeriMengenai warga Indonesia yang menjadi anak buah kapal di luar negeri, menurut Retno, 17.769 WNI yang menjadi anak buah di 122 kapal pesiar berpotensi dipulangkan ke Indonesia karena wabah Covid-19. Sampai 8 April 2020, 5.986 anak buah kapal telah kembali ke Indonesia. Jumlah ini termasuk yang berasal dari kapal Diamond Princess dan World Dream.
27 Anggota Jamaah Tabligh Asal Indonesia Positif Corona
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menjelaskan terdapat 27 anggota Jamaah Tabligh asal Indonesia di India terinfeksi virus corona. Saat ini terdapat 667 anggota Jamaah Tabligh dari Indonesia di negara Gangga tersebut.
"(Sebanyak) 17 dalam masa perawatan dan sepuluh sudah dinyatakan sembuh. Untuk 17 (orang) yang sedang dalam perawatan, kondisinya stabil," kata Judha.
Menurut Judha, sekarang ini ada 44 anggota Jamaah Tabligh asal Indonesia tersangkut perkara hukum di India karena menghadiri acara kumpulan Jamaah Tabligh meski India tengah menerapkan kebijakan lockdown. Sebanyak 34 di antaranya ada di New Delhi dan sepuluh orang di Mumbai.
KBRI New Delhi Sediakan Pengacara Sebagai Pendamping
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di New Delhi telah memberikan pengacara sebagai pendamping bagi 44 anggota Jamaah Tabligh dari Indonesia tersebut. Pemerintah juga berkomunikasi dengan organisasi Jamaah Tabligh di India terkait proses hukum terhadap 44 anggotanya dari Indonesia. Di luar yang terinfeksi Covid-19 dan terbelit kasus hukum, sisanya berada di tempat karantina yang disediakan pemerintah India di 33 lokasi.
BACA JUGA: Kemlu: 14 Anggota Jamaah Tabligh Indonesia Terinfeksi Covid-19 di IndiaDia menambahkan data terbaru Kementerian Luar Negeri menyebutkan ada sekitar 984 anggota Jamaah Tabligh dari Indonesia yang tersebar di sembilan negara, termasuk India, pakistan, dan Bangladesh. Judha mengakui sulit untuk mengetahui jumlah pasti anggota Jamaah Tabligh dari Indonesia karena mereka tidak melapor ke kantor perwakilan diplomatik Indonesia di negara tempat mereka berada.
Judha mengungkapkan sekarang ini terdapat 161 anggota Jamaah Tabligh asal Indonesia di Bangladesh. Sebanyak 140 menginap di sebuah masjid di Ibu Kota Dhaka dan 21 lainnya di luar Dhaka. Di Nepal ada 13 anggota Jamaah Tabligh berada di penginapan di Ibu Kota Kathmandhu.
Sedangkan di Pakistan, terdapat 77 anggota Jamaah Tablgh asal Indonesia yang tersebar di berbagai provinsi. Di Filipina, ada 30 anggota Jamaah Tabligh, termasuk 19 orang di Ibu Kota Manila, dan sisanya di sekitar Davao, selatan Filipina. [fw/em]