Menteri Luar Negeri Aljazair Mourad Medelci mengatakan keadaaan darurat yang diberlakukan di negaranya selama 19 tahun terakhir akan berakhir dalam beberapa hari.
Medelci mengungkapkan prediksinya ini kepada stasiun radion Perancis Europe 1 pada Senin. Ia juga berusaha meminimalisir keprihatinan bahwa protes yang berlangsung baru-baru ini di Aljazair bisa meningkat seperti di Tunisia dan Mesir.
Para aktivis oposisi telah mengumumkan mereka akan menyelenggarakan aksi protes kedua di ibukota Algier, Jumat, menyusul sebuah protes anti pemerintah minggu lalu yang jarang terjadi.
Meskipun ada larangan demonstrasi di Algier, koalisi yang menamakan dirinya Koordinasi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi menyelenggarakan sebuah protes Sabtu, dan 2000 aktivis berhasil mendobrak barikade polisi di Alun-Alun 1 Mei, serta meneriakkan slogan-slogan yang menuntut pengunduran diri Presiden Abdelaziz Bouteflika. Para aktivis tadinya berharap bisa berbaris melewati kota, tetapi mereka dihadang oleh 30 ribu polisi yang diturunkan untuk membubarkan protes itu.
Penyelenggara mengatakan, polisi membubarkan aksi unjuk rasa ini setelah beberapa jam, bentrok dengan pemrotes dan menahan beberapa dari mereka untuk waktu singkat.
Minggu, aktivis oposisi Aljazair berkumpul di Annaba, sebuah kota pesisir di timur negara itu dan unjuk rasa itu berubah menjadi kekerasan ketika pemrotes melemparkan batu ke arah polisi.