Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Rabu (7/2), membahas pembebasan sandera dan rencana gencatan senjata selama 135 hari yang diusulkan Hamas dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Yerusalem sementara perang di Gaza memasuki bulan kelima.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan “ada begitu banyak pria, wanita, dan anak-anak tak bersalah yang menderita akibat serangan yang dilakukan oleh Hamas dan sekarang terjebak baku tembak yang dibuat oleh Hamas”.
Blinken bertemu dengan para pemimpin Israel, Rabu (7/2) setelah Hamas mengajukan rencana rinci untuk gencatan senjata baru dan kesepakatan pembebasan sandera. Tetapi kedua belah pihak masih berusaha mencapai tujuan yang sejauh ini sulit dicapai.
Your browser doesn’t support HTML5
Hamas telah menyusun rencana tiga fase gencatan senjata yang akan berlangsung selama 4 1/2 bulan (135 hari), sebagai tanggapan atas proposal yang dikirim pekan lalu oleh mediator Qatar, Mesir, Israel dan Amerika.
Ezzat El-Reshiq, anggota biro politik Hamas, membenarkan bahwa proposal tanggapan tersebut telah diteruskan melalui Qatar dan Mesir ke Israel dan Amerika.
“Kami ingin menghadapinya dengan semangat positif untuk menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina dan mendapatkan gencatan senjata yang menyeluruh dan langgeng serta memberikan bantuan, perlindungan, dan rekonstruksi,” jelasnya.
Menurut dokumen tersebut, selama fase 45 hari pertama, semua sandera perempuan Israel, laki-laki di bawah 19 tahun dan orang tua serta orang sakit akan dibebaskan, sebagai imbalan atas pembebasan perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara-penjara Israel. Israel juga akan menarik pasukannya dari daerah berpenduduk padat.
Penerapan fase kedua tidak akan dimulai sampai kedua pihak menyelesaikan “pembicaraan tidak langsung mengenai persyaratan yang diperlukan untuk mengakhiri operasi militer bersama dan situasi kembali tenang sepenuhnya.”
Tahap kedua akan mencakup pembebasan sandera laki-laki yang tersisa dan “penarikan pasukan Israel ke luar perbatasan seluruh wilayah Jalur Gaza.”
Jenazah-jenazah akan dipertukarkan pada tahap ketiga. Gencatan senjata tersebut juga akan meningkatkan aliran makanan dan bantuan lainnya kepada warga sipil Gaza, yang menghadapi kelaparan dan kekurangan pasokan bahan pokok.
Semua sandera akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan ratusan warga Palestina yang dipenjarakan oleh Israel, termasuk militan senior, dan diakhirinya perang.
Proposal Hamas itu secara efektif akan menjadikan kelompok itu berkuasa di Gaza dan memungkinkan mereka membangun kembali kemampuan militernya, sebuah skenario yang dengan tegas ditolak oleh para pemimpin Israel.
TV Channel 13, Rabu , melaporkan seorang pejabat senior Israel mengatakan beberapa tuntutan yang dibuat oleh Hamas untuk kesepakatan sandera tidak dapat dipenuhi. Laporan tanpa menyebut nama pejabat tersebut, mengutip pernyataan mereka yang mengatakan bahwa pemerintah Israel akan berdebat apakah akan menolak usul Hamas atau meminta syarat alternatif.
Israel memulai serangan militernya setelah militan dari Gaza yang dikuasai Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera 253 orang di Israel selatan pada 7 Oktober. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 27.585 warga Palestina dipastikan tewas dalam serangan militer Israel, dan ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Sejauh ini, satu-satunya gencatan senjata hanya berlangsung seminggu pada bulan November lalu. [my/ka]