Menlu AS Bela Keputusannya Pangkas Anggaran Diplomasi dan Bantuan Asing

Menteri Luar Negeri Amerika Serika, Rex Tillerson (Foto: dok).

Di hadapan Kongres AS, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson membela keputusan pemerintah untuk memangkas drastis anggaran untuk diplomasi dan bantuan luar negeri. Ia mengatakan semua target kebijakan luar negeri pemerintah bisa dicapai dengan pengeluaran yang bijak. Tillerson memberi kesaksian di hadapan dua panel Senat, Selasa (13/6) dan di hadapan Komisi Hubungan Luar Negeri DPR, Rabu. Para legislator mempertanyakan kebijakan untuk meningkatkan pengeluaran militer dengan mengorbankan pendekatan persuasif dalam hubungan internasional.

Anggaran yang diusulkan Presiden Donald Trump untuk tahun 2018 akan memangkas pengeluaran Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) hampir sepertiga dari anggaran tahun ini. Tillerson mengatakan, kedua lembaga pemerintah ini telah mengalami peningkatan anggaran sekitar 60 persen selama sepuluh tahun sebelumnya, dan pada 2017 mencapai tingkat tertinggi, yakni 55,6 miliar dolar.

"Mengingat laju peningkatan anggaran ini tidak bisa terus dipertahankan, anggaran tahun fiskal 2018 berusaha untuk meluruskan misi inti Departemen Luar Negeri,” jelasnya.

Pemerintah Trump mengusulkan untuk meningkatkan pengeluaran militer dengan memangkas anggaran bantuan dan diplomasi sebesar 32 persen. Eliot Engel, seorang anggota fraksi Demokrat di DPR dari New York, menggambarkan anggaran yang diusulkan itu sebagai anggaran paling gegabah yang pernah disaksikannya.

“Beberapa konsekuensi dari anggaran ini akan kita bisa rasakan kelak jika kita tidak berinvestasi dalam diplomasi dan pembangunan saat ini. Konflik-konflik yang tidak kita cegah akan menghantui kita seperti halnya perang-perang yang perlu kita hadapi,” jelas Eliot Engel.

Engel mengutip Lindsey Graham, senator Partai Republik dari South Carolina, yang mengatakan bahwa pemangkasan anggaran yang diusulkan itu akan membahayakan keamanan kedutaan-kedutaan Amerika di lokasi-lokasi yang berbahaya.

Pada sidang Selasa, Graham juga mengatakan, menghentikan bantuan untuk orang-orang yang dilanda bencana juga akan memberi kesempatan pada teroris untuk mengobarkan propaganda mereka.

"Teroris suka ini. Teroris benci akan gagasan bahwa Amerika datang untuk membantu dengan pangan dan pendidikan. Dari sudut pandang teroris, keputusan Amerika untuk mengurangi bantuan bisa dimanfaatkan untuk memudahkan mereka merekrut anggota,” kata Graham.

Para legislator juga mengatakan, mengurangi bantuan asing akan mengecilkan peran kepemimpinan global AS. Namun Tillerson beralasan bahwa besarnya anggaran bukanlah faktor penting dalam mencapai tujuan-tujuan AS.

"Bahkan dengan pengurangan anggaran, kita akan terus memimpin dalam pembangunan internasional, kesehatan global, demokrasi, prakarsa pemerintahan yang baik dan usaha-usaha kemanusiaan,” lanjut Tillerson.

Tillerson mengatakan anggaran untuk Departemen Luar Negeri dan USAID sebesar $37,6 miliar untuk tahun 2018 mencerminkan kepentingan rakyat Amerika dan memerlukan pengelolaan dana publik yang bertangung jawab. [ab/as]