Menteri Luar Negeri Mike Pompeo hari Rabu (16/9) menegaskan, Amerika akan memberlakukan sanksi baru "PBB" terhadap Iran mulai minggu depan, meskipun ada konsensus mayoritas bahwa Amerika melampaui batas.
"Amerika akan melakukan apa yang selalu dilakukannya. Negara itu akan melakukan perannya sebagai bagian dari tanggung jawabnya untuk mewujudkan perdamaian, kali ini di Timur Tengah," kata Pompeo pada konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.
Pompeo bulan lalu datang ke PBB untuk mengumumkan "pembatalan" sanksi berdasar resolusi Dewan Keamanan tahun 2015 karena gagal memperpanjang embargo penjualan senjata konvensional ke Iran.
BACA JUGA: AS Bertekad Kembali Berlakukan Sanksi Internasional terhadap IranResolusi tersebut memungkinkan setiap peserta dalam kesepakatan nuklir dengan Iran yang dirundingkan semasa pemerintahan presiden Barack Obama untuk menerapkan kembali sanksi, yang akan berlaku satu bulan kemudian.
Presiden Donald Trump menarik Amerika keluar dari perjanjian, yang berulang kali dikecamnya itu, tetapi menurut Pompeo, Amerika tetap "peserta" seperti tercantum dalam resolusi 2015. Sanksi tersebut disetujui oleh "resolusi Dewan Keamanan PBB yang sah," kata Pompeo.
Trump telah memberlakukan sanksi Amerika secara sepihak terhadap Iran, sehingga mengacaukan upaya mengekang pengaruh Iran di kawasan itu.
PBB dengan jelas mengatakan bahwa mereka tidak bisa menerapkan kembali sanksi PBB, karena 13 dari 15 negara Dewan Keamanan keberatan atas langkah Amerika tersebut.
Negara-negara Eropa, sekutu Amerika, mengatakan mereka mendukung perpanjangan embargo senjata tetapi ingin mempertahankan solusi diplomatik pada masalah nuklir, yang mereka anggap lebih penting.
Masalah ini muncul kurang dari dua bulan sebelum Amerika melaksanakan pemilu. Trump, yang mengupayakan masa jabatan kedua, bersaing dengan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden. Biden adalah pendukung kesepakatan itu yang dicapai untuk mengekang program nuklir Iran.[ka/jm]